Rabu 17 Dec 2014 20:36 WIB

Aktif Dorong Minat Baca, Walkot Surabaya Diberi Penghargaan

Rep: c54/ Red: Esthi Maharani
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA — Ikatan  Penerbit Indonesia (IKAPI) menilai Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini sebagai figur pemimpin daerah yang paling aktif dalam mendorong minat baca warganya. Berdasarkan penilaian tersebut, Risma pun diberikan anugerah IKAPI ‘penggerak budaya literasi’. Penghargaan diserahkan kepada Risma di ruang kerjanya di Balai Kota Surabaya, Rabu (17/12).

Dewan Pertimbangan Pusat IKAPI Udanarto Pudji Ludwinto mengatakan sudah lama mengikuti sepak terjang Walikota Risma dalam meningkatkan budaya baca di Surabaya. Dari situ, menurut Udanarto, tim IKAPI Jakarta kemudian datang langsung ke Surabaya. Mereka turun ke sekolah-sekolah dan juga taman bacaan masyarakat (TBM) untuk memantau aktivitas baca anak-anak dan juga masyarakat Surabaya.

Udanarto menyampaikan, selain Walikota Risma, figur lain yang menjadi pertimbangan IKAPI adalah Hanum Salsabiela Rais. Putri dari mantan Ketua MPR Amien Rais itu merupakan penulis novel laris “99 Cahaya di Langit Eropa” yang kemudian diangkat ke layar lebar.

“Kami kemudian memutuskan Bu Risma yang paling pantas mendapatkan anugerah dari IKAPI sebagai penggerak budaya literasi. Ini juga atas usulan dari IKAPI Jawa Timur. Bu Risma menjadi satu-satunya Wali Kota yang pernah menerima penghargaan ini,” kata Udanarto.

Udanarto menilai, sosok Risma merupakan figur yang langka, terutama berkaitan dengan membangun budaya literasi di masyarakat. 

“Baru Surabaya yang kami lihat ada kemajuan daIam menggerakkan literasi, kota lain belum. Ini harus kita support agar minat baca anak-anak terus tumbuh. Peran orang tua dan guru juga sangat penting sehingga anak-anak tidak monoton hanya melihat televisi,” ujarnya.

Kepada wartawan, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengaku tidak menyangka akan mendapatkan penghargaan tersebut. Apalagi, Kota Surabaya sebelumnya tidak pernah mengikuti lomba. Meski mengaku bangga, menurut Risma, ada hal paling penting sebenarnya bukan pada penghargaan yang diterima.

“Terus terang saya tidak mengira. Dan kita arahnya memang bukan mendapatkan penghargaan, tetapi kalaupun dapat, ini untuk mendorong kawan-kawan agar  bekerja lebih keras lagi. Tapi memang tidak boleh hanya berhenti pada penghargaan karena tujuan kita untuk membangun masyarakat Surabaya supaya menjadi lebih sejahtera,” ujarnya.  

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement