Rabu 17 Dec 2014 14:24 WIB
Islah Golkar

Leo Nababan: Dua Kubu Golkar Harus Samakan Persepsi

Rep: c89/ Red: Bilal Ramadhan
Foto kombo Wakil Ketua Umum Partai Golkar versi munas Jakarta Priyo Budi Santoso (foto kiri) dan Ketua Umum Partai Golkar versi munas Bali (foto kanan) saat akan menyerahkan hasil Munas ke Kemenkumham, Jakarta, senin (8/12).
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Foto kombo Wakil Ketua Umum Partai Golkar versi munas Jakarta Priyo Budi Santoso (foto kiri) dan Ketua Umum Partai Golkar versi munas Bali (foto kanan) saat akan menyerahkan hasil Munas ke Kemenkumham, Jakarta, senin (8/12).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Ketua DPP Golkar, kubu Agung Laksono, Leo Nababan menegaskan pihaknya tetap menginginkan penyelesaian konflik internal partainya lewat jalur perundingan. Namun sebelum sampai pada tahapan tersebut, menurutnya kedua kubu harus memiliki persamaan pandangan.

"Yang kami mau sekarang adalah juru runding. Dua-duanya harus menyamakan persepsi terlebih dahulu," kata Leo, saat ditemui di Kompleks Parlemen, Rabu (17/12).

Ia kemudian menjelaskan hal-hal yang harus disamakan tersebut antara lain. Pertama soal perbedaan sikap politik. Dimana saat ini kubu Agung  adalah pendukung pemerintah yang menurutnya sesuai dengan doktrin Golkar. Sementara kubu Aburizal berada di Koalisi Merah Putih (KMP) yang berperan sebagai penyeimbang.

Yang kedua, Menurut Leo, pihaknya telah merubah tagline partai Golkar. Dari suara Golkar adalah suara rakyat, berganti menjadi suara rakyat adalah suara Golkar. Leo menuturkan, beberapa hal diatas yang harus disamakan terlebih dahulu.

Mengenai penyelesaian lewat jalur mahkamah partai munas Riau, Leo menolak dengan tegas. Karena menurutnya saat ini semua kepengurusan lama sudah demisioner atau bubar setelah Munas terbaru dilaksanakan oleh dua kubu ini.

"Jadi kami menolak kalau kembali ke Mahkamah Partai Munas Riau, karena semua pengurus sudah demisioner. Jadi jangan ngawur," tandasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement