REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua DPR, Fadli Zon menyayangkan niat Menteri BUMN, Rini Soemarno menjual gedung Kementerian BUMN. Mestinya, kata Fadli, Rini memikirkan cara-cara kreatif mengatasi inefisiensi yang ada di Kementerian BUMN.
"Seharusnya cara berpikirnya kreatif," kata Fadli kepada wartawan di Kompleks Parlemen Senayan, Selasa (16/12).
Fadli menilai cara pikir Rini sangat berbahaya. Dia khawatir penjualan gedung Kementerian BUMN akan memicu penjualan aset-aset negara lain yang dinilai tidak efisien. Apalagi, saat kampanye pemilu presiden, Joko Widodo pernah berjanji mengembalikan aset-aset BUMN yang telah dijual kepada asing saat zaman Presiden Megawati.
"Kalau dari kami jangan sampai ada penjualan BUMN. Kan janji presiden beli kembali Indosat (dari Singapura)," ujarnya.
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra ini juga heran dengan cara berpikir Rini mengatasi inefisiensi di Kementerian BUMN. Mestinya, kata Fadli, jika gedung itu tidak efisien maka sebaiknya gedung itu disewakan atau dipergunakan kan oleh karyawan-karyawan BUMN lain, bukan dijual.
"Ini saya kira cara berpikir yang aneh. Jadi kami sangat tidak setuju apabila itu dijual, apalagi ke pihak non pemerintah," kata Fadli.
Secara filosofis keberadaan aset BUMN sangat penting terhadap kedaulatan sebuah negara. Fadli mengatakan konstitusi UUD 1945 kadung mengamanatkan seluruh aset negara dimanfaatkan untuk kepentingan rakyat.
Dia berharap pemerintah mencontoh negara-negara lain yang menjadikan aset BUMN sebagai sumber keuntungan negara. "Lihat saja BUMN di Singapura, Rusia, Abu Dhabi, itu semua sangat efisien," ujar Fadli.
Sebelumnya Rini mengatakan ingin menjual gedung Kementerian BUMN. Ia menilai gedung 21 lantai ini tidak efisien untuk karyawan BUMN yang hanya berjumlah 250 orang. "Sehingga, ya dijual saja kalau gitu," ujar Rini di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Senin (15/12).