REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Wakil Ketua Komisi V DPR, Yudi Widiana Adia, mengatakan kerugian yang dialami perusahaan penerbangan PT Garuda Indonesia yang berlangsung terus dalam beberapa triwulan terakhir perlu mendapat sorotan pemerintah Jokowi.
Ia mengatakan, pemerintah juga perlu mempertimbangkan terkait suntikan dana bagi Garuda. Hal itu menurutnya, demi keberlangsungan operasionalisasi maskapai tersebut. Namun sejauh ini, kendati merugi ia menilai pelayanan Garuda tetap baik.
Namun demikian, ia menilai kerugian tersebut tidak ada hubungannya dengan politik seperti adanya pemilihan presiden dan legislatif. "Kerugian yang disebabkan kurs tinggi dan harga avtur sebelumnya. Sejauh amatan saya, tidak ada kaitannya antara kerugian dengan tahun politik," kata politisi PKS ini kepada Republika, Kamis (12/12).
Ia mengatakan, hingga saat ini Indonesia tetap membutuhkan ikon penerbangan yang saat ini di representasikan oleh Garuda. Karena itu, pemerintah perlu memperhatikan kerugian yang dialami Garuda dan mempertimbangkan bantuan modal.
Selanjutnya, komisi V akan membahas hal itu dari sisi operasionalnya. Sementara terkait dengan manajemen dan keuangan, akan dibahas oleh komisi VI, XI dan Badan Anggaran DPR.
Hingga akhir tahun ini, Garuda terus mengalami kerugian dengan kapitalisasi rugi bersih Rp 2,6 triliun. Ini melonjak 1.300 persen dibanding periode yang sama tahun lalu. Sementara itu, direktur utama PT Garuda, Emirsyah Satar, sendiri mengundurkan diri dari jabatannya tersebut.