Selasa 09 Dec 2014 19:46 WIB

Soal Doa di Sekolah, Ini Klarifikasi Anies Baswedan

Rep: c08/ Red: Mansyur Faqih
Anies Baswedan
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Anies Baswedan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan meluruskan beberapa argumen yang mengenai rencana evaluasi tata cara berdoa di sekolah. 

Ia mengatakan, justru ingin mewacanakan agar anak-anak sekolah di dalam negeri dididik untuk lebih relijius. Antara lain, dengan membuka dan menutup proses belajar mengajar dengan doa.

"Kita menganjurkan agar sekolah itu dimulai dengan doa diakhiri dengan doa. Ini baru wacana, dan kita ingin ini didorong," kata Anies kepada ROL, Selasa (9/12).

Mengenai doa yang akan digunakan, Anies menyebut, itu bukan domian pemerintah. Kementerian akan terlebih dahulu mendiskusikan hal ini kepada kementerian agama.

Ia membantah ide ini bertujuan untuk mengurangi dominasi satu agama di sekolah. Ia hanya menginginkan agar buka dan tutup proses belajar mengajar dihiasi denga doa. 

"Di situ letak masalahnya. Pernyataan saya dianggap seakan-akan kita yang ngatur akan gunakan doa dari agama apa. Itu jelas-jelas bukan domainnya kita tapi di kementerian agama," ujar mantan rektor Universitas Paramadina itu.

Anies mengaku heran dengan pihak-pihak yang menjadikan wacana ini menjadi sebuah kabar miring. 

 

Soal Doa, Anies Baswedan: Kenapa Baru Muncul Sekarang? (klik di sini)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement