REPUBLIKA.CO.ID, KULON PROGO -- Pembangunan bandara internasional di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, akan dirancang tahan bencana tsunami.
Asisten Sekretaris Daerah Bidang Perekonomian Pembangunan dan SDA Setda Kulon Progo Triyono di Kulon Progo, Kamis, mengatakan selain bandara, mega proyek yang dirancang tahan bencana tsunami adalah pabrik pasir besi dan dermaga Tanjung Adikarto.
"Pembangunan bandara maupun mega proyek lainnya sudah melalui penelitian dari kemungkinan ancaman bencana alam termasuk tsunami," kata Triyono saat memberikan materi sosialisasi rencana induk pengurangan risiko bencana tsunami.
Menurut Triyono, tidak hanya mega proyek yang harus memperhatikan potensi bencana namun semua bangunan yang akan dibangun harus memperhatikan atau disesuaikan dengan karakteristik bencana di kawasan calon bangunan itu.
"Bangunan harus berorientasi pada pengurangan risiko bencana sedangkan bangunan publik harus dilengkapi dengan alat pemadam kebakaran (APAR) atau hydrant dan petunjuk evakuasi," kata Triyono.
Kepala BPBD Kulon Progo Untung Waluyo mengharapkan BPBD dilibatkan dalam proses pemberian ijin bangunan.
Untung mengatakan, Kulon Progo memiliki pantai yang menghadap Samudra Hindia sepanjang 24 km dari Pantai Congot sampai Trisik. Pantai sepanjang itu berpotensi tsunami karena termaduk dalam jalur gempa bumi di Indonesia.
"Bangunan di tepi pantai yang menghadap selatan tetap harus memiliki pintu belakang untuk jalur evakuasi jika terjadi tsunami," kata Untung.