REPUBLIKA.CO.ID, NUSA DUA -- Wakil Ketua Umum Partai Golkar, Fadel Muhammad mengatakan keinginan untuk islah dengan rekan-rekannya yang membentuk presidium penyelamat partai yang dipelopori Agung Laksono selalu ada. Menurutnya, elite partai beringin juga menginginkan demikian, supaya Golkar bersatu.
"Saya tak percaya akan ada lagi musyawarah nasional (munas) Januari 2015 di Jakarta. Teman-teman dari seluruh daerah begitu kompak, DPD, ormas. Jadi, tidak, tidak sama sekali," ujar Fadel di Nusa Dua, Rabu (3/12).
Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan ini mengimbau seluruh kader untuk mendengarkan kata-kata pimpinan mereka. Aburizal Bakrie dengan jelas meminta pada Ketua Dewan Pertimbangan Partai (DPP) Akbar Tanjung untuk terus menjalin komunikasi dengan Agung Laksono, Priyo Budi Santoso, dan rekan-rekan mereka.
"Tapi, Priyo bilang nanti saja bertemu di Jakarta. Akbar tersinggung. Jika dia gentlement, ya datang ke sini (Bali)," kata Fadel.
Fadel menambahkan, munas merupakan forum tertinggi bagi seluruh kader Golkar. Priyo selama bertahun-tahun bernaung di bawah Golkar sudah mendapatkan banyak jabatan penting, termasuk menjadi wakil ketua DPR RI.
"Itu semua karena Golkar. Seharusnya beliau hadir di sini dan membahas di munas tertinggi ini," kata Fadel.
Politisi Partai Golkar lainnya, Ali Mochtar Mangali mengatakan munas bukan hanya ajang pemilihan ketua umum, melainkan juga membahas program-program partai ke depannya. Ia menilai Golkar di Koalisi Merah Putih (KMP) adalah salah satu partai yang menjadi tulang punggung.
"Munas ini tidak main-main. Seluruh kader datang dari Aceh sampai Papua untuk melahirkan keputusan bermanfaat," ujarnya.
Pada gelaran hari ketiga Munas IX Golkar, hampir seluruh peserta mendesak elite partai untuk memecat Agung dan rekan-rekannya yang tergabung dalam presidium penyelamat partai. Pasalnya, mereka sudah melanggar AD/ART dan mencederai partai.