REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Politikus Partai Golkar Siti Hediati Haryadi alias Titiek Soeharto mengatakan, Aburizal Bakrie kembali mencalonkan diri sebagai ketua umum Golkar bukan karena haus kekuasaan, melainkan memenuhi keinginan sebagian besar pengurus partai itu.
"Bukan Pak Ical yang mempertahankan kekuasaan. Ini permintaan banyak pihak di internal Golkar," kata Titiek di Gedung Nusantara III DPR, Jakarta, Kamis.
Dia mengemukakan bahwa Ical, sapaan akrab Aburizal, wajib melaksanakan hasil Rapat Pimpinan Nasional Golkar di Yogyakarta beberapa waktu lalu, termasuk menyelenggarakan Munas IX Golkar di Bali pada akhir bulan ini."Itu amanah yang lahir dari hasil rapat. Jadi wajib dilaksanakan," ujarnya.
Menurut dia, Ical memenuhi persyaratan untuk mencalonkan diri, termasuk figur lainnya seperti Akbar Tandjung. Partai Golkar memiliki mekanisme yang terbuka dan demokratis dalam musyawarah nasional."Siapapun bisa mencalonkan diri asal memenuhi persyaratan," tuturnya.
Terkait konflik di internal Partai Golkar, Titiek menyayangkannya. Dia mengimbau semua pihak yang terlibat dalam konflik untuk menahan diri."Solusinya hanya satu yakni menahan diri, jangan ciptakan konflik. Malu dilihat masyarakat," katanya.
Dia mengatakan akar permasalahan yang menyebabkan konflik sudah diketahui. Menurut dia tidak ada gunanya konflik diteruskan, karena merugikan Partai Golkar.
"Semua sudah terlihat jelas, mulai dari konflik hingga lahirnya presidium akal-akalan saja. Siapa berbuat apa sudah kelihatan. Sudahlah, hentikan, ini untuk kepentingan bersama," ucapnya.