Kamis 27 Nov 2014 15:23 WIB

Pengusaha Desak Pelabuhan Cilamaya Dibangun

Rep: Arie Lukhardianti/ Red: Yudha Manggala P Putra
Aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priuk. Jakarta, Senin (22/9). ( Republika/Prayogi)
Foto: Prayogi/Republika
Aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priuk. Jakarta, Senin (22/9). ( Republika/Prayogi)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pengusaha di Jawa Barat (Jabar) berharap pemerintah melanjutkan rencana pembangunan pelabuhan Cilamaya. Hingga saat ini belum ada kejelasan apakah pelabuhan yang rencananya dibandung di Karawang, Jawa Barat itu akan dilanjutkan. 

"Para pengusaha Jabar sangat menunggu kehadiran pelabuhan Cilamaya tersebut," ujar Ketua Kadin Jawa Barat, Agung Suryamal Sutisno, pada acara Seminar Kehumasan Persiapan Jabar Menghadapi MEA 2014 yang digelar wartawan PWI pokja gedung sate dan Humas Pemprov Jabar di Aula Barat Gedung Sate, Kamis (27/11).

Hadir pada acara tersebut, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, Staf Ahli menteri perdangan RI Sondang Anggraeni, Deputy Komisioner OJK Lucky Fathul Azis dan Pakar ekonomi Ina Primiana Sagir.

Menurut Agung, pembangunan pelabuhan Cilamaya sendiri sangat penting. Karena, saat ini aktivitas ekspor- impor di Pelabuhan Tanjung Priok sudah sangat padat. Bahkan, sudah melebihi kapasitas. Sehingga, keberadaan  Pelabuhan Cilamaya sangat dibutuhkan para pengusaha.

Aktivitas ekspor-impor di Pelabuhan Tanjung Priok, kata dia, selama ini didominasi perusahaan dari Jawa Barat. Karena, 60 persen industri di Indonesia ini berada di Jawa Barat.

Oleh karena itu, kata Agung, Ia meminta pemerintah pusat untuk merelisasikan pembangunan Pelabuhan Cilamaya tersebut. ''Kalau pembangunannya tidak jadi, akan mengecewakan para pengusaha, khususnya pengusaha yang ada di Jawa Barat," katanya.

Sementara menurut Gubernur Jabar, Ahmad Heryawan, Pemprov Jabar mendapat kabar kalau pembanganan Pelabuhan Cilamaya ditunda. Namun, hingga saat ini belum ada kabar resmi bahwa itu ditunda.

''Ditunda kan bisa bermakna dibatalkan bisa bermakna ditunda, tentu kami masih berharap kepada pemerintah pusat agar Cilamaya terus dilanjutkan,'' katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement