REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) menyiapkan citra satelit resolusi tinggi di 24 pelabuhan yang akan dikembangkan untuk program tol laut.
"Ada 24 pelabuhan yang mau dikembangkan, 22 pelabuhan citra satelitnya sudah ada, tinggal dua pelabuhan lagi yang sedang kita kerjakan," kata Deputi Bidang Penginderaan Jauh LAPAN Orbita Roswintiarti di Jakarta, Selasa (25/11).
Kendala yang dihadapi untuk mendapatkan hasil citra satelit beresolusi tinggi dua pelabuhan yang dipersiapkan untuk menunjang Program Tol Laut pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla, menurut dia, karena lokasi yang sering tertutup awan saat penginderaan jauh dilakukan.
Program Tol Laut merupakan sistem logistik kelautan atau dengan nama lain Pendulum Nusantara. Konsep ini memungkinkan kapal-kapal besar membawa logistik dari barat ke timur atau sebaliknya, juga mendorong keberadaan pelabuhan laut dalam sehingga bisa disinggahi kapal-kapal besar.
Selain untuk menunjang rencana pembangunan 24 pelabuhan, ia mengatakan pihaknya juga membantu Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) memperoleh data dan informasi terkait potensi sumber daya maritim dengan citra satelit, sehingga mempermudah dalam perencanaan zonasi wilayah pesisir.
"Mereka (KKP) mau mengupdate data dan informasi pulau-pulau kecil terdepan, ini termasuk untuk melihat biota, seagrass, dan beberapa variabel lain yang ingin diketahui. Kita serahkan citra satelitnya, tapi validasinya ya KKP, kalau kita terbatas anggarannya," ujar dia.
LAPAN, menurut dia, giat lakukan kerja sama internasional untuk mendapatkan citra satelit yang dimaksud. "Datanya yang diterima sangat internasional. Jadi Lapan lakukan kerja sama intenasional untuk bisa memperoleh citra satelit yang diminta KKP.
Sementara itu, staf Direktur Tata Ruang Laut, Pesisir, dan Pulau-pulauKkecil KKP Abdi Tunggal mengatakan sejauh ini baru empat daerah atau tiga persen saja yang telah memiliki Peraturan Daerah (Perda) Tata Ruang Wilayah atau Zonasi Pesisir.
"Meski demikian empat Perda yang sudah keluar itu pun mungkin belum tentu benar datanya (penginderaan jauh)," katanya.