REPUBLIKA.CO.ID, LAMPUNG -- Presiden Joko Widodo memantau rencana pembangunan jalan tol Trans-Sumatra dan jalur kereta api yang diharapkan dapat lebih mengintegrasikan dan meningkatkan konektivitas di pulau tersebut.
"Kita akan memulai tol Trans Sumatera dan kereta api Trans-Sumatra tahun depan (2015)," kata Presiden Joko Widodo kepada wartawan di Bakauheni, Selasa.
Menurut Presiden, dirinya bakal memantau antara lain dengan mendengarkan paparan dari Gubernur Lampung mengenai kesiapan tentang perencanaan pembangunan proyek tersebut.
Jokowi menginginkan perencanaan pengembangan pembangunan terkait dengan konektivitas dan integrasi antarkawasan berjangka panjang.
"Kita ingin melihat pengembangan 50 tahun ke depan seperti apa, 100 tahun ke depan seperti apa," katanya.
Sebelumnya, Menteri BUMN Rini M Soemarno meminta seluruh BUMN Karya yang terlibat pada pembangunan jalan tol Trans Sumatera memperkuat koordinasi agar sejalan dengan program percepatan pengembangan infrastruktur yang ditetapkan pemerintah.
Menurut catatan, pada Februari 2012 pemerintah melalui Kementerian BUMN mencanangkan pembangunan jalan Tol Trans-Sumatra sepanjang 2.700 km yang menghubungkan Provinsi Aceh hingga Lampung dengan investasi hampir Rp300 triliun.
Secara ekonomi pembangunan jalan Tol di Sumatra masih terlalu berat sehingga disepakati untuk membangun perusahaan patungan antara Jasa Marga dan setiap pemda di Sumatra.
Tol Trans Sumatera terbagi menjadi empat koridor utama dan tiga koridor prioritas jaringan jalan tol di Sumatra.
Keempat koridor utama jaringan jalan tol itu meliputi Lampung-Palembang sepanjang 358 kilometer, Palembang-Pekanbaru 610 kilometer, Pekanbaru-Medan 548 kilometer, dan Medan-Banda Aceh 460 kilometer.
Tiga koridor prioritas pembangunan, antara lain jalan Palembang-Bengkulu 303 kilometer, Pekanbaru-Padang 242 kilometer dan Medan-Sibolga sejauh 175 kilometer.