Senin 24 Nov 2014 21:55 WIB

Menteri Yohana Dinilai tak Paham Makna Filosifi Mas Kawin

Rep: Muhammad Akbar Wijaya/ Red: Bayu Hermawan
Pernikahan (ilustrasi).
Foto: Republika/Tahta Aidilla/ca
Pernikahan (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Komisi VIII, Sodik Mujahid mengkritik pernyataan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Yohana Yembise yang menyebut mas kawin pernikahan sebagai alat eksploitasi perempuan. Menurutnya seharusnya Yohana mendalami filosofi dan hakikat mas kawin (mahar).

"Mahar itu justru sebagai pemuliaan kepada wanita," kata Sodik di Kompleks Parlemen Senayan, Senin (24/11).

Meski pernyataan Yohana ditujukan pada kasus Papua namun bisa juga diartikan untuk semua suku dan agama yang berbeda. Sodik mengatakan budaya di Papua seharusnya tidak membuat Yohana menyalahkan konsep mas kawin secara umum.

"Jadi bukan konsepnya yang diperbaiki tapi penyalahgunaannya," ujar politikus Gerindra ini.

Sodik mengatakan dalam agama Islam tidak memberatkan mas kawin bagi laki-laki yang ingin melamar perempuan. Menurutnya Nabi Muhammad SAW pernah mengizinkan seorang laki-laki miskin hanya memberi mas kawin cincin saat ingin menikahi anaknya.

"Kenapa boleh hanya dengan cincin? Karena mas kawin bukan transaksi membeli wanita," kata Yohana.

Sebelumnya, Yohana menjelaskan mas kawin bisa menjadi alat untuk eksploitasi perempuan. Hal itu menjadi pertanda bahwa dengan diberikannya mas kawin, maka seseorang telah membeli si anak perempuan melalui orang tuanya.

"Ketika ‘mas kawin’ telah lunas dibayarkan, artinya si perempuaan dianggap telah dibeli, dan tak punya "kebebasan" untuk berbicara," ujarnya, dalam cuitan twitter, Ahad (23/11).

Menurutnya, hal ini adalah bentuk eksploitasi hak-hak perempuan untuk sejajar dengan pria dalam hal-hal tertentu, seperti pendidikan, karir politik, dan lainnya. Seorang perempuan di Papua, menurutnya sulit keluar dominasi seorang pria, karena selalu di nomorduakan.

"Apalagi setelah membayar mas kawin," katanya.

Mas kawin di kalangan suku-suku Papua bisa mencapai puluhan juta bahkan ratusan juta dalam bentul uang. Ditambah hewan piaran yang jumlahnya cukup banyak.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement