Rabu 19 Nov 2014 07:45 WIB

Parasut Buatan Tulungagung Diakui Luar Negeri

 Jet tempur Sukhoi SU27 milik TNI AU melepaskan rem parasut ketika melaksanakan latihan di Bandara Internasional Hang Nadim, Batam, Selasa (28/10).   (Antara/Joko Sulistyo)
Jet tempur Sukhoi SU27 milik TNI AU melepaskan rem parasut ketika melaksanakan latihan di Bandara Internasional Hang Nadim, Batam, Selasa (28/10). (Antara/Joko Sulistyo)

REPUBLIKA.CO.ID, TULUNGAGUNG -- Parasut buatan pabrikan CV Maju Mapan di Ngunut, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, yang selama ini banyak digunakan oleh prajurit TNI, kualitasnya diakui luar negeri seperti produk yang digunakan NATO, kata pendiri perusahaan tersebut.

"Banyak yang sudah mengakui produk kami bagus dan aman, khususnya dari pengguna kalangan TNI," kata pendiri CV Maju Mapan, Yafet Paiman, di kantornya, Jl Raya 1/26 Ngunut, Tulungagung, Selasa (18/11).

Seperti dilaporkan Rabu (19/11), parasut yang sudah diproduksi berjenis parabolik menggunakan bahan dari Korea Selatan dan diberi nama Garuda 1-P. Parasut ini diklaim mampu digunakan hingga lebih dari 100 kali dan tahan selama 16,5 tahun, dengan kemampuan beban sampai 136 Kg. "Ini yang sudah dipakai oleh TNI AD dan TNI AU," kata Paiman.

Rupanya tak hanya institusi TNI yang menggunakan parasut produksinya, sejumlah negara sahabat juga sudah melirik parasut yang terkenal dengan kualitasnya ini. Timor Leste dan Papua Nugini yang telah memesan parasut pabrikannya. Selain itu, Australia juga disebutnya pernah memuji parasut made in Tulungagung itu. Australia menyebut parasutnya memiliki kualitas sama dengan yang digunakan NATO.

"Australia masuk ke sini menanyakan ISO dan waktu itu kami belum punya. Kami baru punya ISO tahun 2011. Mereka memuji produk kita sudah seperti NATO," kata Paiman.

Tak hanya parasut, pabrik yang dirintis Paiman itu juga membuat tenda satuan militer, dan dari Malaysia pun memesan 7.000 unit. Malaysia mau beli lagi 7.000 tenda, sudah disurvei, didatangi tentara kerajaan militernya juga.

Pabrik Maju Mapan juga memproduksi dragchute untuk pengereman pesawat jet seperti Hawk dan Sukhoi. Ada pula parasut barang yang mampu menurunkan sebuah kontainer 200 Kg dari langit ke darat dengan aman.

"Lalu kami juga bikin shelter untuk heli, dari alumunium alloy tapi terpalnya dari sini. Kalau kena angin itu ya mungkin talinya kurang rapat sehingga kena angin sedikit saja 'keplek-keplek'. Tapi sekarang itu baling-baling muter di dalam, di atas, di kiri atau kanan nggak apa-apa shelternya," papar Paiman.

CV Maju Mapan juga memproduksi alat kelengkapan tentara/polisi lainnya seperti ikat pinggang, sarung pistol, tas, pengait tali dan sebagainya. Kemampuan produksi pabrik Paiman bisa mencapai 1.000 item dan itu baru 1/5 kemampuan tertinggi produksi. "Omset rata-rata Rp 100 miliar/tahun. "Waktu HUT TNI di Surabaya itu semua pakai dari sini produknya. Sempat diumumkan itu produk Tulungagung," ujar Paiman bangga.

Namun demikian, dirinya mengaku masih kesulitan memasarkan hasil produknya ke luar negeri karena dukungan pemerintah masih minim untuk membantu memasarkan. "Saya masih mempromosikan sendiri produk militer ini keluar negeri. Sejauh ini sudah ada 28 hasil unggulan produksinya. Namun untuk merealisasikan kerja sama harus ada izin dari Kementerian Pertahanan," katanya.

Ia berharap pemerintah melalui Kementerian Pertahanan dapat membantu perusahaan swasta dalam negeri untuk merambah pasar internasional, sehingga produk Indonesia mampu bersaing dengan baik.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement