REPUBLIKA.CO.ID,DENPASAR--Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi memicu naiknya ongkos buruh dan tukang bangunan di Denpasar, Bali.
Kenaikan ongkos itu kata Made Widiastra, salah seorang pengusaha jual-beli rumah di Denpasar, sudah disampaikan sebelumnya oleh para tukang dan buruh.
"Mereka sudah menyampaikan sebelumnya, kalau BBM naik, mereka minta ongkosnya juga dinaikkan," kata Widiastra, Selasa (18/11).
Widiastra mengatakan, karena pemerintah sudah menaikkan harga BBM, mau tidak mau pihaknya harus memenuhi permintaan para tukang dan buruh bangunan itu. Karena bila tidak mengikuti permintaan, para tukang dan buruh akan pindah bekerja ke mandor yang lain.
"Kalau sudah demikian, kami sebagai pengembang kecil tidak bisa berbuat apa-apa. Yang mengikuti saja," kata pria yang akrab disapa Riko ini.
Ongkos buruh di Denpasar sebelum kenaikan harga BBM hanya Rp 70.000 per hari, kini naik jadi Rp 80.000-Rp 85.000 sehari. Sedangkan ongkos tukang bangunannya naik, dari Rp 100.000 sehari, jadi Rp 110.000 sehari. Tapi kata Riko, kalau tukang yang lebih senior atau lebih berpengalaman sampai Rp 120.000.
Menurut Riko, kenaikan ongkos tukang, tidak serta merta mendongkrak kenaikan harga rumah atau bangunan yang sedang digarap. Karena sambung Riko, dia menerima garapan atau borongan mengerjakan bangunan , sebelumnya sudah terikat dengan perjanjian atau kontrak dengan pembeli rumah atau pemilik bangunan.
"Jadi kami serba salah. Iya mengalah saja dulu," kata Riko.