REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Pemerintah secara resmi mengumumkan kenaikan harga BBM. Mulai Selasa (18/11) pukul 00.00 ini, harga solar akan naik dari Rp 5.500 menjadi Rp 7.500 per liter . Kenaikan BBM ini cukup mengejutkan para nelayan.
Ketua Forum Komunikasi Nelayan Indonesia Dahli Sirait mengungkapkan, kenaikan BBM akan memberikan dampak yang sangat besar bagi nelayan, khususnya yang kecil. "Kami terancam tidak bisa melaut. BBM tidak naik saja solar susah. Apalagi naik," ujar Dahli kepada ROL dengan nada tinggi, Senin (17/11).
Dahli mengaku, selama ini nelayan sudah sangat kesusahan dengan akses solar yang sulit. Dia menyatakan, selama ini solar dengan harga asli Rp 5.500 per liter, terpaksa dibeli nelayan dengan harga Rp 7.000 hingga Rp 8.000 dari tengkulak.
Kondisi ini terjadi di tempat tinggal Dahli di pesisir Sumatera Utara, Tanjung Balai. Dahli khawatir, kenaikan harga solar kali akan semakin mencekik rakyat kecil, terlebih nelayan kecil. "Rp 7.500? Itu tinggi buat kami. Negara itu rugi bukan karena subsidi. Negara rugi karena KKN!" lanjut Dahli.
Dahli menambahkan, bila kenaikan BBM menjadi pilihan terakhir pemerintah, dia berharap agar pemerintah tidak melupakan rakyat kecil. Lebih lanjut Dahli meminta agar subsidi BBM bisa tepat sasaran. "Solar belum naik saja kami susah melaut. Apalagi solar naik. Tolonglah pemerintah perhatikan nasib rakyat kecil," ujar Dahli lagi.
Dalam sehari, aku Dahli, nelayan membutuhkan setidaknya 150 liter - hingga 550 liter solar untuk kapal kecil dengan tonase di bawah 10 gross ton. Dengan demikian, maka pengeluaran untuk solar mulai besok akan ikut naik sebanyak 30-40 persen dalam sehari. "Tolong perhatikan rakyat kecil," kata Dahli lagi.