Kamis 13 Nov 2014 21:46 WIB

Pemerintah Diminta Segera Pastikan Kenaikan BBM

Sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Gempar (Geraka Mahasiswa Peduli Rakyat) berunjuk rasa menolak rencana kenaikan harga BBM di Curug, Serang, Banten, Kamis (13/11).  (Antara/Asep Fathulrahman)
Sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Gempar (Geraka Mahasiswa Peduli Rakyat) berunjuk rasa menolak rencana kenaikan harga BBM di Curug, Serang, Banten, Kamis (13/11). (Antara/Asep Fathulrahman)

REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia atau YLKI Sumatera Utara meminta pemerintah segera memastikan secepatnya, jadi atau tidak menaikkan harga bahan bakar minyak guna menekan terus terjadinya spekulasi di pasar.

"Pernyataan-pernyataan soal rencana kenaikan harga BBM sudah menimbulkan spekulasi di pasar seperti naiknya harga berbagai barang dan itu telah merugikan masyarakat atau konsumen," kata Ketua YLKI Sumut, Abubakar Siddik di Medan, Kamis (13/11).

Dengan kondisi dewasa ini, di mana harga sudah naik, maka dipastikan saat harga BBM diumumkan naik harga berbagai barang juga akan naik lagi. Sebaliknya, kalau harga BBM batal atau ditunda kenaikan, harga barang yang sudah naik itu tidak mungkin turun lagi dan itu benar-benar merugikan masyarakat.

"Hasil evaluasi selama ini, harga barang yang sudah naik, tidak akan pernah turun lagi dan itu merugikan masyarakat," katanya.

Pengamat ekonomi Sumut, Wahyu Ario Pratomo menyebutkan, dengan kenaikan harga BBM, maka pertumbuhan perekonomian yang diharapkan di tahun 2015 akan sulit terwujud. Harga BBM yang naik otomatis langsung menaikkan harga jual berbagai barang, ongkos angkutan dan layanan jasa lainnya.

Kenaikan harga barang dan jasa otomatis juga menyebabkan besaran inflasi naik lagi setelah tahun ini sudah bisa ditekan dari tahun lalu. "Inflasi yang tinggi ditambah nantinya suku bunga kredit perbankan yang tinggi dan sebaliknya harga komoditas masih tetap rendah akan menghambat pertumbuhan ekonomi Sumut," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement