REPUBLIKA.CO.ID, SUBANG -- Ruang kelas Madrasah Tsanawiyah Persatuan Umat Islam (PUI) milik Yayasan Persatuan Islam (Persis) yang ada di Desa Sukamandi, Kecamatan Ciasem, Subang, Jabar, roboh. Robohnya bangunan tersebut karena dimakan usia. Akibat kejadian itu, para siswa terpaksa belajar di mushola.
Winanda, salah satu pelajar kelas sembilan, mengatakan, robohnya bangunan kelas itu terjadi sejak sepekan terakhir. Beruntung, saat bangunan tua itu roboh, para siswa sedang tidak berada di kelas. "Kami sedang istirahat, saat kelas kami roboh," ujarnya, Kamis (13/11).
Kelas yang roboh itu, merupakan milik siswa kelas sembilan. Saat ini, puluhan siswa itu terpaksa belajar di mushola milik sekolah. Belajar di mushola, lanjut Winanda, membuat tidak nyaman bagi siswa. Pasalnya, siswa harus belajar dengan posisi duduk membungku. Bahkan, ada yang sambil tengkurap.
Dia berharap, kondisi ini akan segera berlalu. Supaya, para siswa kelas sembilan ini bisa belajar dengan nyaman di kelas. Namun, sepertinya keinginan tersebut agak sulit terealisasi. Karena, sudah sepekan ruangan itu roboh sampai saat ini belum ada tanda-tanda akan segera diperbaiki.
Sementara itu, Koko Syahrudin, Ketua Yayasan Persatuan Islam Ciasem, mengatakan, madrasah tersebut memang sudah berusia tua. Sampai saat ini, usianya mencapai 40 tahun. Selama itu, madrasah tersebut tidak pernah mendapat bantuan untuk renovasi.
"Jadi, robohnya ruang kelas sembilan akibat konstruksi bangunan yang sudah lapuk," ujarnya.
Sebenarnya, lanjut Koko, pihaknya sudah berulang kali melaporkan kondisi madrasah tersebut ke Kementerian Agama setempat. Dengan harapan, supaya ada bantuan guna merenovasi ruang kelas yang sudah tua tersebut. Namun, sampai saat ini belum ada tanggapan yang serius.
Termasuk, soal robohnya ruang kelas sembilan ini, sudah dilaporkan juga. Baik ke Kemenag maupun Pemkab Subang. Pihaknya berharap, dengan kejadian ini supaya ada tanggapan yang cepat.
Supaya, anak-anak kelas sembilan bisa segera belajar dengan nyaman lagi. Karena, sekarang ini mereka harus belajar berdesakan di ruang mushola. Kondisi itu, jelas membuat tidak nyaman bagi siswa. "Kami ingin, pemerintah segera membantu. Kasihan anak-anak," ujarnya.