Selasa 11 Nov 2014 16:30 WIB

'Airport Tax'Tingkatkan Pelayanan Penumpang Ngurah Rai

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Djibril Muhammad
Bandara Ngurah Rai Bali
Foto: Nyoman Budhiana/Antara
Bandara Ngurah Rai Bali

REPUBLIKA.CO.ID, KUTA -- Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali selama dua bulan terakhir telah meningkatkan tarif pelayanan jasa penumpang pesawat udara (PJP2U) atau passenger service charge (PSC) dari Rp 40 ribu menjadi Rp 75 ribu.

Kenaikan airport tax tersebut meningkatkan layanan penumpang di bandara yang menerapkan konsep leisure airport tersebut.

"Jika kita bandingkan dengan terminal eksisting yang lama, fasilitas di terminal baru ini banyak ditambah. Ngurah Rai mengusung konsep leisure airport dan menjadi bandara domestik dengan penataan tenan terbaik di Indonesia," Kata General Manager Bandara Ngurah Rai, Herry AY Sikado dijumpai Republika di Kuta, Selasa (11/11).

Kenaikan tarif airport tax di Bandara Ngurah Rai dilakukan bersamaan dengan dipindahkannya terminal temporary domestik ke terminal domestik yang baru sejak 17 September lalu.

Seiring dengan itu, pelayanan yang diberikan di bandara dalam bentuk jasa, serta sarana dan prasarana tampak lebih memudahkan penumpang dan membuat mereka lebih nyaman.

Berdasarkan pantauan Republika di terminal domestik Bandara Ngurah Rai, penumpang dimanjakan berbagai fasilitas, mulai dari ruang tunggu yang nyaman, penambahan petugas customer service, checking counter, area bermain anak, area khusus ibu menyusui, fasilitas ibadah, hingga pengunjung bisa berwisata belanja dengan variasi barang, khususnya hasil pengusaha mikro kecil dan menengah di Bali.

Penumpang juga menikmati berbagai even yang diadakan di dalam bandara, seperti Hallowen Party, live music, dan berbagai pertunjukan. Ini sejalan dengan konsep Bali sebagai kota wisata.

Herry mengakui, kebijakan pemerintah yang kembali memisahkan airport tax dari harga tiket sempat merepotkan otoritas bandara. Dua maskapai yang sudah menerapkan airport tax on ticket, Garuda Indonesia dan anak usahanya Citilink harus mengembalikan servis penumpangnya seperti dulu.

Apalagi, penumpang Garuda Indonesia mendominasi jumlah penumpang keseluruhan di Ngurah Rai, mencapai 30 persen.

"Tapi pada dasarnya kami siap dengan kedua sistem, airport tax on ticket atau airport tax yang dipisah dari harga tiket," ujar Herry.

Airport Service Section Head Bandara Ngurah Rai, Rully Artha menambahkan sinergi bandara dengan maskapai sangat bagus sehingga banyak terjadi perubahan signifikan dari sisi pelayanan.

Oleh sebab itu, kenaikan airport tax tidak dikeluhkan sama sekali oleh penumpang. Konsekuensinya, pengelola hanya melakukan penambahan ruangan dan SDM.

"Sebagai contoh, Garuda Indonesia menambah checking counternya dari dulunya 10 menjadi 22 unit. Demikian juga SDM-nya," kata Rully.

Bandara Internasional Ngurah Rai memiliki kapasitas total 25 juta penumpang domestik dan internasional. Saat ini, angka riilnya sudah mencapai 16 juta penumpang dengan total domestik berbanding internasional 50:50. Tahun ini, otoritas menargetkan pendapatan Bandara Internasional Ngurah Rai mencapai Rp 1,1 triliun.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement