REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Desa, Pengembangan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Marwan Jafar berjanji untuk mengunjungi wilayah perbatasan negara Long Apari, Kalimantan Timur. Di situ, ada desa yang berencana untuk pindah negara ke Malaysia.
Menurut Marwan ini bukan masalah pindah kewarganegaraan saja. "Masalah daerah tersebut sangat kompleks. Makka itu kami akan kirim tim advance untuk menanganinya", katanya di kantor dinas, Selasa (11/11).
Ia mengakui, kondisi di perbatasan sangat mengkhawatirkan jika dibandingkan dengan negara tetangga. Karena itu kementerian membentuk program Save Villages dalam Nawa Kerja Prioritas.
"Iya di perbatasan memang kondisinya memperihatinkan. Jalanan di sini jelek, di sana bagus. Pelayanan kesehatan di sini jelek, di sana bagus," tutur Marwan.
Ia berjanji akan berupaya sebisa mungkin untuk segera melakukan kunjungan kerja ke perbatasan di tengah jadwal kerjanya yang padat.
Sebelumnya, penduduk di 10 desa di Kecatan Long Apari Kalimantan Timur berencana pindah kewarganegaraan menjadi Malaysia. Sepuluh desa tersebut yaitu Desa Long Pananeh I, Long Pananeh II, Long Pananeh III, Tiong Ohang, Tiong, Buu, Noha Tifab, Long Apari, Long Kerioq, Noha Silat, dan Desa Noha.
Namun Badan Pengelola Kawasan Perbatasan, Pedalaman, dan Daerah Tertinggal (BPKP2DT) Provinsi Kaltim dan TNI, berhasil meredam niat warga tersebut.