REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Presiden Joko Widodo bertemu dengan Presiden Tiongkok Xi Jinping di Balai Agung Rakyat Tiongkok, Beijing, pada Ahad (9/11). Selain untuk memperkenalkan diri sebagai pemimpin baru Indonesia, Jokowi juga akan melakukan pembicaraan untuk membahas sejumlah masalah.
Kedua kepala negara melakukan pembicaraan bilateral membahas perkembangan hubungan dan kerja sama kedua negara, serta isu regional. Hubungan Indonesia dan Tiongkok telah berjalan sekitar 65 tahun, ditengah pasang surutnya hubungan kedua negara karena situasi global.
Indonesia dan Tiongkok kemudian menjadi mitra srategis yang dikukuhkan melalui kesepakatan bersama yang ditandatangani Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono dan Presiden Tiongkok Hu Jintao pada 25 April 2005.
Kedua negara kemudian sepakat meningkatkan sebagai mitra strategis komprehensif pada Oktober 2013, saat Presiden Tiongkok Xi Jinping melakukan kunjungan kenegaraan ke Indonesia.
Kepala Negara juga dijadwalkan melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden Amerika Serikat Barack Obama, Presiden Rusia Vladimir Putin, dan Perdana Menteri Jepang Sinzho Abe. Indonesia merupakan mitra strategis komprehensif bagi Tiongkok, AS dan Rusia.
Selanjutnya, Presiden Jokowi akan menghadiri pertemuan ke-22 pemimpin Ekonomi APEC beserta dengan 20 pemimpin lainnya. Pada kegiatan itu, Presiden Jokowi akan berbicara arsitektur kawasan dan poros maritim.
Rangkaian KTT APEC 2014 diawali dengan pembahasan final ditingkat pejabat senior (CSOM) pada 5-6 November, dilanjutkan dengan pertemuan ke-26 tingkat menteri negara ekonomi APEC (AMM) pada 7-8 November, dan pertemuan ke-22 pemimpin negara ekonomi APEC (AELM) pada 10-11 November.
Selama satu pekan tersebut juga dilakukan "APEC CEO Summit" yang dihadiri sejumlah pimpinan perusahaan terkemuka 21 negara ekonomi APEC, dan "APEC Business Advisory Council" (ABAC). Selain kegiatan tersebut, diadakan pula kegiatan kunjungan ke kawasan industri di Tianjin.