Jumat 07 Nov 2014 08:05 WIB

Pro-Kontra Kartu Sakti: Anggarannya Mencapai Rp 6,2 Triliun

Rep: Dwi Murdaningsih/ Red: Mansyur Faqih
  Warga menunjukkan Kartu Indonesia Sehat (KIS) dan Kartu Keluarga Sejahtera (KKS) saat peluncuran kartu tersebut dan Kartu Indonesia Pintar di Kantor Pos Besar, Jakarta Pusat, Senin (3/11).  (Republika/ Yasin Habibi)
Warga menunjukkan Kartu Indonesia Sehat (KIS) dan Kartu Keluarga Sejahtera (KKS) saat peluncuran kartu tersebut dan Kartu Indonesia Pintar di Kantor Pos Besar, Jakarta Pusat, Senin (3/11). (Republika/ Yasin Habibi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tepat Senin (3/11) presiden Joko Widodo memenuhin janjinya untuk menerbitkan kartu sakti. Kartu yang terdiri dari Kartu Indonesia Sehat (KIS), Kartu Indonesia Pintar (KIP), dan Kartu Keluarga Sejahtera (KKS) dicetak, serta didistribusikan oleh PT Pos Indonesia. 

Pada hari itu, 600 kartu sakti diberikan kepada masyarakat. Selain di kantor pos pusat, kartu ini juga dibagikan di empat kantor pos lain di Jakarta. 

Kartu itu merupakan transformasi dari Program Simpanan Keluarga Sejahtera (PSKS). PSKS merupakan program pemberian bantuan dana simpanan dari pemerintah untuk membangun keluarga produktif dan pemberdayaan masyarakat miskin. 

Sekitar 25 persen masyarakat miskin atau 15,5 juta jiwa akan memiliki KPS. 

Presiden Direktur PT Pos Indonesia Budi Setiawan mengatakan alokasi dana untuk program KPS mencapai Rp 6,2 triliun. Masing-masing kepala keluarga akan mendapatkan Rp 400 ribu yang bisa dicairkan melalui kantor Pos. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement