REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) jenis solar di SPBN Karangsong, Kabupaten Indramayu, membuat puluhan nelayan setempat, mengamuk pada Kamis (6/11). Mereka kesal karena kondisi tersebut sudah berlangsung sejak beberapa bulan terakhir.
Kekesalan nelayan dilampiaskan dengan cara melempar dan menendang jerigen solar kosong dari muara sungai Karangsong ke SPBN setempat. Tak hanya itu, puluhan nelayan juga langsung mendobrak pintu gerbang SPBN yang tidak beroperasi selama dua pekan terakhir melayani penjualan solar.
Mereka kecewa karena SPBN setempat selalu kehabisan stok solar sehingga tidak bisa melayani kebutuhan solar bagi semua nelayan setempat. Bahkan berdasarkan informasi yang mereka terima, solar di SPBN tersebut baru akan tersedia kembali pada Desember mendatang. Sebab stok solar untuk bulan ini sudah habis.
"Kami harus menanggung kerugian yang besar karena kapal tidak bisa berlayar akibat kehabisan solar," ujar seorang nelayan, Sudarto.
Tak hanya kesal solar langka, aksi yang dilakukan para nelayan juga dimaksudkan sebagai bentuk penolakan dan kekecewaan mereka terhadap rencana pemerintah yang akan menaikkan harga BBM. Mereka menilai, kenaikan harga BBM merupakan bentuk ketidakberpihakan pemerintah terhadap masyarakat kecil, khususnya nelayan.
"Naiknya harga BBM akan membuat kehidupan nelayan semakin sulit," katanya.
Para nelayan berharap, harga BBM terutama solar bersubsidi baru bisa dinaikkan setelah pemerintah bisa menjamin ketersediaan pasokan solar yang cukup untuk nelayan. Selama ini, para nelayan merasa selalu dihadapkan oleh masalah sulitnya mengisi bahan bakar bagi kapalnya.
Aksi nelayan itu akhirnya baru bisa diredam setelah petugas gabungan dari polisi, TNI, dan petugas keamanan setempat tiba di lokasi. Petugas berhasil membubarkan massa dengan tertib.