Kamis 06 Nov 2014 12:17 WIB

Pengamat: PPP Bisa Islah dan Bentuk PPP Perjuangan

Rep: Antara/ Red: Indah Wulandari
  Mantan Ketua umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Suryadharma Ali (kanan) menerima kedatangan Ketua umum PPP terpilih, Djan Faridz (kiri) di Kantor Pusat PPP, Jakarta, Ahad (2/11). (Republika/Agung Supriyanto)
Mantan Ketua umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Suryadharma Ali (kanan) menerima kedatangan Ketua umum PPP terpilih, Djan Faridz (kiri) di Kantor Pusat PPP, Jakarta, Ahad (2/11). (Republika/Agung Supriyanto)

REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA--Dua kubu di internal Partai Persatuan Pembangunan versi Muktamar Surabaya dan Jakarta harus segera mengupayakan islah agar aktivitas di DPR RI segera pulih.

"Perbedaan antara PPP kubu Romahurmuziy dan kubu Suryadharma Ali sedikit banyak tentu memengaruhi dinamika politik sehingga menghambat aktivitas DPR karena penyambung kedua kubu di DPR (KMP-KIH) justru PPP," kata pengamat politik Universitas Gadjah Mada (UGM) Erwan Agus Purwanto, Kamis (6/11).

Menurut dia, kedua kubu PPP perlu bersatu dan memantapkan sikap politiknya sebab kedua kubu PPP tersebut tidak mungkin mendapatkan pengesahan dari Kementerian Hukum dan HAM tanpa salah satu membentuk partai baru.

"Misalnya PPP perjuangan," kata Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisip) UGM ini.

Meski demikian, budaya untuk membuat kubu atau partai tandingan tidak serta merta menjadi solusi. Bahkan ia menilai justru akan menjadi pangkal merosotnya proses demokrasi di Indonesia.

"Jangan sedikit-sedikit lalu membentuk tandingan sebagai solusi. Kalau begitu,kita tidak akan menjadi bangsa yang maju," kata dia.

Seharusnya, ia menambahkan, perbedaan yang terjadi di PPP maupun DPR dapat dijembatani dengan komunikasi yang intens dan sehat. Bukan dilandasi dendam sisa proses pilpres.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement