REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pertahanan, Ryamizard Ryacudu, mengakui alat utama sistem senjata (Alutsista) yang menyangkut kemaritiman baru mencapai 60 hingga 70 persen dari yang diharapkan.
Meski begitu, ia menilai kekuatan saat ini masih terbilang cukup memadai walaupun belum benar-benar ideal untuk memantau seluruh wilayah perairan Indonesia.
''Sementara ini sudah cukup memadai, tapi belum cukup. Tapi kami akan coba tingkatkan terus. Kekuataan sekarang sekitar 60 hingga 70 persen,'' kata Ryamizard usai membuka acara Indo Defence 2014, Rabu (5/11).
Ryamizard pun berjanji akan meningkatkan prosentase kekuatan alutsista kemaritiman hingga 90 persen.
''Kami akan bekerja lebih keras agar setidaknya mencapai 90 persen,'' lanjut mantan KSAD tersebut.
Misalnya program pemerintah yang membuat tiga kapal selam baru. Pembuatannya akan melibatkan Korea Selatan. Ia menjelaskan pembuatan kapal selam ini masuk ke dalam Renstra tahap kedua, yang akan berlaku hingga 2019. Diharapkan, pembuatan kapal selam itu diharapkan sudah bisa rampung dalam satu atau hingga dua tahun mendatang.
Selain itu, Ryamizard juga mengungkapkan sedang menjajaki kerjasama pembuatan pesawat tempur dengan Korea Selatan. Rencananya, Kemenhan akan menambah tiga pesawat tempur. Pesawat-pesawat ini nantinya juga akan menambah kekuatan alutsista di bidang kemaritiman.
'' Tahapnya masih rancang bangun dan pembuatannya mungkin bisa lima tahun keatas,'' ungkap Ryamizard.