REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat politik Heri Budianto menyatakan keraguannya terkait 'buku putih' yang dikeluarkan oleh Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (FPDID) saat menolak kenaikan BBM pada masa kepemimpinan SBY.
"Buku putih hanya bohong belaka" ujar Heri Budianto saat dihubungi Republika, Selasa (4/11).
Heri melanjutkan, jika memang buku putih itu benar maka seharusnya Presiden Joko Widodo bisa mengimplementasikan program-program yang menjadi alternatif tanpa menaikkan tarif BBM.
Ia menambahkan, meskipun pada saat pembagian buku itu Jokowi masih menjabat sebagai walikota Solo dan belum aktif di partai, PDIP seharusnya sudah memberi tahu perihal buku panduan tersebut kepada Jokowi. Apalagi, partai tersebut mengusung Jokowi untuk maju ke kursi presiden.
Jika kenaikan BBM tetap terjadi maka, ia menilai, data dan solusi yang ada di buku putih tidak rasional dan tidak logis. Bisa dikatakan buku tersebut hanya sebagai alat bagi PDIP untuk mengambil hati rakyat atau sekedar pencitraan.
Sebelumnya diketahui, PDIP merupakan partai yang paling menolak tegas perihal kenaikan BBM pada 2012 lalu. Partai bernuansa merah tersebut mengeluarkan 'buku putih' yang berisi berbagai strategi yang bisa dijalankan pemerintah untuk menyelamatkan APBN.