Senin 03 Nov 2014 14:54 WIB

Eurofighter Tawarkan Pesawat Tempur Typoon ke Pemerintahan Jokowi

Rep: C87/ Red: Julkifli Marbun
Jet Eurofighter Typhoon milik AU Italia (ilustrasi)
Foto: AP
Jet Eurofighter Typhoon milik AU Italia (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintahan Presiden Joko Widodo masih seumur jagung. Namun berbagai negara mulai melakukan pendekatan untuk menawarkan produk mereka, termasuk di bidang pertahanan.

Salah satu perusahaan asing yang menawarkan produknya adalah konsorsium Eurofighter dengan produknya Eurofighter Typoon. Perusahaan ini menawarkan kerja sama dengan Indonesia di bidang pertahanan udara.

Sejak pengiriman Eurofighter Typoon pertama kepada Royal Air Force di Inggris akhir 2003, sebanyak 418 pesawat telah dikirim ke enam negara.

CEO Eurofighter Jagdflugzeug, Alberto Gutierrez, mengatakan armada Eurofighter terus menunjukkan efektivitas operasional yang tinggi dalam misi internasional dan pelatihan-pelatihan. Serta telah mengumpulkan lebih dari 260.000 jam terbang.

"Pesawat ini memiliki kemampuan menyerang di udara ke darat (air to land) maupun ke laut (air to sea), kecerdasan non-tradisional, serta pengawasan dan pengintaian," kata Alberto dalam Bahasa Inggris, di acara Media Briefing di Grand Hyatt, Jakarta Pusat, Senin (3/11).

Keunggulan lainnya Eurofighter Typoon, antara lain kinerja tak tertandingi dan kelincahan dua mesin EJ200 yang menghasilkan tenaga dorong sebesar 40.000lbs. Pesawat ini punya sensor unik radar CAPTOR yang memimpin di kelasnya serta infra merah PIRATE untuk pencarian dan pelacakan.

Selain itu, gabungan senjata mematikan secara fleksibel seperti 13 hardpoints, Meteor, Brimstone 2, Paveway IV, Storm Shadow, dan lain-lain. Serta kemampuan operasional yang terbukti yakni 97% misi berhasil dicapai dari total tugas.

"Dalam jangka pendek, Eurofighter bersedia untuk membahas dan mengembangkan cara yang mampu memenuhi kebutuhan yang bersifat mendesak," imbuhnya. Konsorsium Eurofighter didukung oleh empat mitra inti dari negara-negara di Eropa yakni Spanyol, Italia, Jerman, dan Inggris

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement