REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional menyatakan bahwa Indonesia membutuhkan teknologi antariksa melalui penginderaan jauh, yang salah satunya mampu memetakan potensi kelautan secara menyeluruh dan sistematik.
"Guna mendukung pembangunan di bidang maritim, diperlukan teknologi yang mampu memantau laut secara menyeluruh dan sistematik. Salah satunya yaitu dengan teknologi antariksa melalui penginderaan jauh," kata Kepala Bagian Hubungan Masyarakat Lapan Jasyanto di Denpasar, Senin.
Menurut dia, teknologi penginderaan jauh dengan menggunakan satelit sangat bermanfaat untuk pemantauan sumber daya alam di laut.
Dia menjelaskan sebagai contoh untuk pemantauan terumbu karang dan perencanaan pendayagunaan laut untuk berbagai sektor seperti ekonomi dan pariwisata.
Jasyanto mengungkapkan bahwa dengan teknologi penginderaan jauh, aspek fisika dan biologi laut seperti suhu permukaan laut dan kandungan klorofilnya dapat terdeteksi.
Unsur-unsur itu, kata dia, sangat penting untuk mengetahui keberadaan ikan di laut melalui sistem Zona Potensi Penangkapan Ikan Indonesia (ZPPI). "Dengan adanya ZPPI, nelayan akan mudah mengetahui lokasi yang terdapat banyak ikan," imbuhnya.
Selain itu, contoh lain pentingnya penginderaan jauh di bidang kelautan yakni untuk memberikan informasi spasial pulau-pulau terluar.
Tujuannya, lanjut dia, untuk identifikasi dan perencanaan pengembangan pulau terluar yang terpadu sehingga informasi penginderaan jauh ini akan sangat bermanfaat bagi pemantauan keamanan laut.
"Pemantauan potensi sumber daya alam dan keamanan laut akan lebih efisien dan efektif. Hal ini disebabkan oleh kemampuan satelit dalam memberikan informasi dengan cakupan yang luas," paparnya.
Pengembangan teknologi pengindeeaan jauh dari antariksa itu akan dibahas dalam konferensi internasional bertajuk "Pan Ocean Remote Sensing Conference" (PORSEC) yang digelar Lapan dan Universitas Udayana.
Konferensi itu berlangsung pada 4-7 November 2014 di Sanur, Bali, dengan tema penginderaan jauh untuk keberlanjutan sumber daya kelautan.
PORSEC sendiri merupakan organisasi yang didedikasikan guna membantu negara-negara berkembang untuk meningkatkan pengembangan ilmu pengetahuan khusunya aplikasi teknologi penginderaan jauh untuk kelautan.
Konferensi yang diselenggarakan setiap dua tahun itu rencananya dihadiri oleh 400 peserta dari dalam maupun luar negeri yang merupakan para profesional di bidang penginderaan jauh dan juga dari lembaga-lembaga antariksa berbagai negara seperti Lapan, JAXA (Jepang), dan NASA (Amerika Serikat).
"Indonesia merupakan negara maritim yang besar. Kondisi ini mengharuskan negara memberikan banyak perhatian kepada bidang kelautan sesuai dengan visi Presiden Joko Widodo yang sedang berupaya meningkatkan kemajuan di sektor maritim," katanya.