REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR - Pemprov Bali menyediakan ruang bagi masyarakat Bali yang ingin menyampaikan unek – uneknya. Ruang mengekspresikan isi hati itu berpa sebuah mimbar yang diberi nama Podium Bali Bicara, diletakkan di pojok barat Lapangan Puputan Margarana Denpasar.
Podium tempat menyampaikan isi hati atau curhat, itu dibuka secara resmi oleh Gubernur Bali Made Mangku Pastika , Ahad (2/11). Podium ini merupakan salah satu media komunikasi yang dibuka oleh Pemprov Bali, selain simakrama yang sudah rutin dilaksanakan setiap bulan sejak Pastika memimpin Bali. "Masyarakat bisa menyampaikan aspirasinya, asalkan materi yang disampaikan dapat dipertanggungjawabkan dan tidak berbau SARA ," kata Pastika pada acara peresmian Pdium Bali Bicara.
Rencananya, podium itu akan dibuka setiap hari Ahad dan masyarakat bisa menyampaikan aspirasi antara 08.00-10.00 wita. Untuk keperluan penyampaian aspirasi warga itu, di podium disediakan pengeras suara. "Siapa saja yang kebetulan lewat dan ingin ngomong langsung saja naik ke podium ini, tinggal gantian saja, tidak ada yang mengatur, hanya saja ada satu orang yang mencatat yang nantinya digunakan sebagai laporan,” tegas Pastika.
Dikatakannya, karena podium ini merupakan ajang untuk bebas berbicara, Pastika mengganti istilah yang awalnya “Podium Bali Bicara” menjadi “Podium Bali Bebas Bicara Apa Saja”.
Meski baru diresmikan, podium Bali Bebas Bicara Apa Saja, menggugah perhatian masyarakat. Di hari pertama, 11 orang sudah memanfaatkan podium untuk menyampaikan permasalahannya. Masalah yang disampaikan beragam, begitu pula yang berbicara, mulai dari kalangan ibu rumah tangga, remaja, aktivis lingkungan, seniman, hingga pimpinan redaksi salah satu media.
Ada pun permasalahan yang disampaikan tidak hanya masalah pemerintahan, politik sosial dan budaya melainkan sampai dengan permasalahan – permasalahan pribadi. Salah seorang pembicara, Pasti Arini menyoroti pelayanan bus Trans Sarbagita milik Pemprop Bali yang pelayanan semakin mengecewakan. "Masakan nunggu bus lewat menunggu sampai dua jam lamanya," kata Arini.