REPUBLIKA.CO.ID, BANDARLAMPUNG – Isak tangis mengiringi pemakaman Mayang Prasetyo alias Febri Andriansyah (27), korban pembunuhan oleh tersangka Marcus Peter Volke di wilayah Teneriffe Brisbane, Australia.
Korban dikebumikan di tempat pemakaman Griliyo, di Kelurahan Sukamenanti Baru, Kecamatan Kedaton, Bandarlampung, Sabtu (1/11). Korban dikebumikan sekitar pukul 11.00 WIB.
Nining Sukarni (42) ibunda korban mengatakan, sangat bersyukur jenazah anak sulungnya bisa dimakamkan sesuai dengan semestinya. "Saya berterima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam kepungurusan pemulangan jenazah almarhum," katanya.
Ia mengungkapkan, dirinya telah menunggu jenazah sejak lama, untuk dapat dimakamkan dengan layak. Tempat kuburnya pun, telah disiapkan sejak dua pekan lalu.
Prosesi pemakaman jenazah Mayang Prasetyo sempat mengundang banyak warga yang berdatangan untuk menyaksikan pemakaman seorang transgender yang dibunuh dan dimultilasi oleh pasangannya, Marcus Peter Volke, di sebuah apartement di Bribane, Australia tersebut.
Sekitar, 10 orang petugas Polsek Kedaton turut mengamankan lokasi. Pemakaman pun dihadiri rekan korban yang tergabung dalam Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender (LGBT)
Ketua LGBT Lampung Rendie Arga mengatakan, proses pemulangan almarhum termasuk cepat, biasanya membutuhkan waktu hingga dua bulan. Tetapi, dalam pemulangan hingga pemakaman Mayang hanya membutuhkan waktu satu bulan setengah.
Perwakilan Kementerian Luar Negeri dan Perlindungan WNI Ajie Surya mengatakan, pihaknya sangat menyesalkan tragedi WNI yang dibunuh dan dimutilasi di negara Australia.
"Untuk saat ini yang terpenting adalah penyelesaian proses pemulangan dan pemakaman jenazahnya hingga selesai," katanya.