Sabtu 01 Nov 2014 22:05 WIB

Ahli Pertanian Bali Diharap Kembangkan Bibit Hibrida

Pertanian
Pertanian

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Gubernur Bali Made Mangku Pastika berharap agar para ahli bidang pertanian di Pulau Dewata mengembangkan teknologi yang menghasilkan bibit padi hibrida yang dinilai memiliki kualitas lebih baik.

"Selama ini kita (Bali) belum bisa membuat (bibit hibrida). Bisa tidak bibit hibrida dikembangkan oleh dosen pertanian?," katanya dalam "Simakrama" (pertemuan) rutin yang digelar di Kantor Gubernur Bali di Renon Denpasar, Sabtu (1/11).

Ia menilai bahwa selama ini bibit lokal hanya mampu menghasilkan maksimal sekitar empat ton untuk satu hektare lahan pertanian.

Sehingga diperlukan adanya teknologi bibit dengan mengadopsi kesuksesan negara lain salah satunya dari Tiongkok. "Bibit dan pupuk harus mengadopsi teknologi pertanian," ucapnya.

Beberapa waktu lalu, Pastika sempat menerima audiensi dari salah seorang pejabat tinggi dari Provinsi Anhui. Dalam pertemuan itu, diketahui bahwa provinsi yang terletak di Tiongkok bagian timur tersebut merupakan lumbung beras bagi Negeri Tirai Bambu itu menghasilkan puluhan juta ton padi.

Pastika lebih lanjut menyatakan bahwa harga bibit hibrida tergolong mahal yakni Rp 50 ribu per kilogramnya jauh lebih mahal dari bibit lokal seharga Rp 8.000 per kilogramnya.

"Sekarang pemerintah beli itu (bibit hibrida) kemudian beri kepada petani gratis tetapi sementara ini kita belum bisa buat. Bisa tidak benih hibrida dikembangkan dosen pertanian?. Bisa tidak itu digunakan? Mungkin ada denplot dulu," katanya.

Namun Pastika tidak ingin terburu-buru untuk membeli bibit hibrida dari Tiongkok karena pihaknya harus melakukan kajian terlebih dahulu.

"Boleh tidak itu masuk ke Indonesia karena tidak sembarangan masuk karena itu spesies baru. Kemudian dari segi peraturan bagaimana, apa merugikan tidak ada penyakit tidak? harus dipelajari dulu," ucapnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement