REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Sektor pertanian masih menjadi andalan utama perekonomian di Pulau Dewata selain pariwisata.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali, Panusunan Siregar menilai penguatan nilai tukar petani (NTP) dapat mempersempit garis kemiskinan di pulau tersebut.
Persentase penduduk miskin di Bali mengalami kenaikan 5,25 persen per September 2015 dibandingkan triwulan I 2015.
Garis kemiskinan di Bali meningkat dari Rp 321.843 menjadi Rp 331.028 pada periode yang sama. Pada saat bersamaan, NTP Bali pada Desember 2015 menurun 0,27 persen atau 105,13 dibanding bulan sebelumnya.
"Semakin tinggi NTP, semakin kuat daya beli petani,"kata Panusunan di Denpasar, Selasa (5/1).
BPS Bali mencatat tiga subsektor pertanian yang mengalami penurunan NTP. Ketiganya adalah tanaman pangan (0,59 persen), hortikultura (0,76 persen), dan perikanan (1,94 persen).
Hanya subsektor tanaman perkebunan rakyat dan peternakan yang mengalami kenaikan, masing-masingnya 0,30 dan 0,01 persen.
Penurunan NTP di Bali juga didorong penurunan NTP nasional per Desember 2015 yang mencapai 0,11 persen terhadap bulan sebelumnya.
Penurunan ini secara umum didorong indeks harga yang diterima petani hanya naik 0,77 persen, lebih rendah dari jumlah yang harus mereka bayarkan 0,89 persen.