Sabtu 01 Nov 2014 16:57 WIB

Romo Frans Minta KMP dan KIH Mau Berkompromi di Legislatif

Rep: c03/ Red: Mansyur Faqih
Frans Magnis Suseno
Foto: Republika
Frans Magnis Suseno

REPUBLIKA.CO.ID, JAKATA -- Kisruh dualisme kepemimpinan di DPR dinilai bisa terselesaikan jika tokoh di legislatif dari Koalisi Merah Putih (KMP) dan Koalisi Indonesia Hebat (KIH) mau bermusyawarah. 

Direktur Program Pascasarjana Sekolah Tinggi Filsafat Driyakara Frans Magnis Suseno menyesalkan sikap yang ditunjukan anggota DPR. Baik di kubu KMP atau pun KIH.

"Sekarang kelihatan mereka macet dalam sikap seperti anak kecil. Itu bukan cara bangsa Indonesia bisa memecahkan masalahnya. Ini bisa berubah, bila saling menerima, saling berkompromi, kita tidak boleh mengakhiri musyawarah, kita harus mencari mufakat," kata Romo Frans kepada Republika di Jakarta, Sabtu (1/11).

Romo Frans menilai, kekisruhan yang terjadi di DPR hanya akan membuat nama lembaga legislatif tercoreng di mata masyarakat. Sebagai wakil rakyat, para anggota dewan seharusnya dapat bermusyawarah dan mengutamakan kepentingan rakyat. Bukan kepentingan kelompok atau prbadi. 

"Yang diharapkan dari mereka, partai-partai baik dari oposisi atau yang mendukung pemerintah melakukan musyawarah memikirkan cara terbaik," ujarnya.

Padahal, kata dia, bila berkaca pada pertemuan Prabowo Subianto dan Joko Widodo, terdapat banyak pelajaran untuk para anggota DPR tentang nilai menghormati. 

Romo berharap, kubu KMP di legislatif mau berkompromi dan melakukan musyawarah. Sementara bagi kubu KIH diharapkan tidak terus menunjukan egonya sebagai pemenang pilpres. 

"Sebetulnya beberapa tokoh melihat antara Prabowo dengan Jokowi memberi contoh saling menghomati. Misalnya Pak Prabowo mengatakan, 'Kami akan mendukung Pak Jokowi selama tidak antirakyat'. Itu merupakan sikap wajar. Ini cara sikap oposisi yang konstruktif," tuturnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement