REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pelaksana Tugas Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengatakan akan memperketat mekanisme penggunaan Kartu Jakarta Pintar agar lebih tepat sasaran.
"Yang terjadi sekarang ibu bapak penerima Kartu Jakarta Pintar pada awal bulan menarik uang yang diberikan pakai ATM, tidak bisa diambil, datang ke bank marah-marah, padahal itu untuk biaya pendidikan," kata Basuki di Jakarta, Jumat (31/10).
Oleh sebab itu ke depan anak penerima Kartu Jakarta Pintar tidak bisa lagi mengambil secara tunai dan harus dilakukan secara debet. "Kalau butuh uang tunai minimal hanya bisa diambil Rp 50 ribu seminggu," kata dia.
Menurut dia, penerima kartu Jakarta Pintar kalau ingin membeli buku dilakukan dengan sistem debet pada pameran yang dilaksanakan.
Ia merencanakan pada 2015 akan menaikkan bantuan program Kartu Jakarta pintar dari Rp 600 ribu menjadi Rp 800 ribu per bulan untuk setiap anak mengacu penghitungan kebutuhan biaya pendidikan.
"Tapi tentu saja semuanya diberikan secara debet sebab kalau dikasih tunai Rp 800 ribu per bulan, setahun bisa Rp 9,6 juta beli motor dia," kata Ahok.
Ahok menyebutkan berdasarkan survei di Ibu Kota, 40 persen anak usia 16-18 tahun tidak sekolah karena kendala biaya dan saat ini jumlah Kartu Jakarta pintar yang telah dibagikan mencapai 240.000.