Selasa 28 Oct 2014 05:05 WIB

Kabinet Kerja Harus Bisa Tafsirkan 'Revolusi Mental'

  Pengumuman susunan Kabinet Kerja di Istana Merdeka, Jakarta, Ahad (26/10). (Republika/Tahta Aidilla)
Pengumuman susunan Kabinet Kerja di Istana Merdeka, Jakarta, Ahad (26/10). (Republika/Tahta Aidilla)

REPUBLIKA.CO.ID, CIANJUR -- Kabinet Kerja 2014-2019 diharapkan mampu menafsirkan "revolusi mental" sampai tingkat daerah, dan betul-betul bekerja nyata. Hal tersebut diungkapkan Direktur LSM Antikorupsi Inside Cianjur Yusef Sumantri, Senin (27/10).

Dia menjelaskan, terbentuknya kabinet kerja dari berbagai disiplin ilmu dan profesional itu, bersih dari korupsi dan dapat mewujudkan keinginan masyarakat dengan cepat dan tuntas.

"Kabinet kerja harus bisa mewujudkan apa yang dikehendaki rakyat. Segera melakukan tugasnya agar dapat langsung dirasakan rakyat, tidak banyak menunggu tapi harus sama dengan Jokowi yang mau blusukan," katanya.

Selain itu, kata dia, kabinet yang sudah terbentuk itu dapat memperhatikan daerah-daerah yang selama ini kurang mendapat perhatian.

Sementara itu, politisi dari Partai Hanura Ade Sobari mengatakan sesuai dengan namanya Kabinet Kerja Jokowi-JK, diharapkan benar-benar bekerja secara profesional sesuai dengan bidangnya masing-masing.

Setelah dilantik langsung bekerja agar segera dapat dirasakan masyarakat dan lebih cepat menanggapi segala permasalahan baik di pusat hingga daerah.

"Namanya saja sudah Kabinet Kerja, harus bisa gas poll tanpa harus menunggu permasalahan baru bergerak, agar indonesia hebat bisa terwujud dalam waktu singkat sesuai dengan keinginan masyarakat," katanya.

Selain itu, kata dia, kabinet kerja itu, harus benar-benar mendengar, melihat, mengerjakan solusi atau keinginan masyarakat yang bermanfaat secara nyata.

"Kami cukup puas melihat jajaran kabinet yang terdiri dari berbagai disiplin ilmu dan profesional, salah satunya Yudi chrisnandi dan Saleh Husin," katanya.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement