REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pakar kesehatan dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), dr Ari Fahrial Syam menilai keputusan Presiden Joko Widodo sudah tepat dengan menunjuk Prof Nila Moeloek jadi Menteri Kesehatan (Menkes)
"Penunjukan Pak Jokowi untuk Prof Nila Moeloek tepat, karena saat ini kita sedang mengejar ketertinggalan dalam pencapaian Millenium Development Goals (MDG's)," ujar Ari di Jakarta, Ahad (26/10).
Nila Moeloek merupakan utusan khusus Presiden yang mengurus masalah MDG's, jadi sangat tepat kalau sekarang diberi tanggung jawab langsung untuk memimpin Kementerian Kesehatan.
"Sehingga bisa memuluskan program-program kesehatan untuk pencapaian MDGs antara lain menurunkan angka kematian anak, meningkatkan kesehatan ibu, menurunkan angka kesakitan HIV AIDS, Malaria, TBC dan infeksi lainnya," jelasnya.
Beberapa peringkat Indonesia dalam berbagai penyakit harus diturunkan antara lain negara dengan peningkatan kasus HIV- AIDS tercepat di negara-negara Asia Tenggara. "Juga mengurangi kontribusi Indonesia sebagai salah satu penyumbang terbesar kasus TBC dunia," ucapnya.
Dalam hal penyakit tidak menular peningkatan penyakit jantung koroner, peningkatan kejadian obesitas dan DM harus diperlambat. Jumlah perokok juga harus dikendalikan.Data riset kesehatan dasar kementerian kesehatan 2010, menunjukkan bahwa lebih dari 30 persen masyarakat kita merokok. Rokok menjadi penyebab utama terjadinya penyakit tidak menular ini.
"Untuk memperbaiki ini semua menkes yang akan datang harus mengedepankan upaya kesehatan masyarakat dari pada upaya kesehatan perorangan," katanya.
Penyakit tidak menular berhubungan dengan gaya hidup dari masyarakat yang berubah sehingga penyakit degeneratif lebih banyak ditemukan pada usia yang lebih muda.
Peningkatan penyakit degeneratif ini berhubungan dengan gaya hidup masyarakat perkotaan yang cenderung mengkonsumsi makanan tinggi lemak.