REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Ketua Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (APTISI) Pusat, Edi Suardi Hamid mengatakan meski era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) sudah semakin dekat, namun masih banyak perguruan tinggi baik negeri dan swasta yang belum terakreditasi Badan Akreditasi Nasional (BAN).
Ia mengungkaplan dari 3.500 perguruan tinggi di Indonesia, baru ada 153 perguruan tinggi yang terakreditasi BAN. Padahal banyak perguruan tinggi di berbagai negara di ASEAN seperti Singapura dan Malaysia yang sudah memiliki standar internasional. Edi khawatir jika hal itu tidak diantisipasi, tentu akan berpengaruh terhadap saingan lulusan perguruan tinggi negara kita.
"Kompetitor kita akreditasinya sudah internasional, yang lebih parah lagi lulusannya akan bebas bersaing dengan lulusan kita, misalnya lulusan mereka bersaing dengan lulusan Cianjur atau Cilegon, bisa kalah anak-anak kita," katanya.
Edi melanjutkan, untuk mengantisipasi hal tersebut, dalam Rapat Pengurut Pusat Pleno (RPPP) k-6 yang diikuti oleh seluruh pengurus APTISI se-Indonesia itu juga akan ditekankan isu dalam menghadapi MEA.
Sebab, ia menilai jika tidak dilakukan sejak saat ini, khawatir saat MEA berjalan, banyak PTS yang belum siap menghadapi hal tersebut. Menurutnya, Indonesia khususnya PTS belum menyiapkan secara baik dalam menghadapi MEA. Sementara kompetitor di negara tetangga, telah menyiapkan hal tersebut sudah dari beberapa tahun yang lalu
"Kita layak khawatir karena belum ada antisipasi secara baik, Malaysia saja sudah sejak 7 tahun yang lalu mengantisipasi hal ini," katanya.
Edi melihat perlunya ada upaya-upaya dari pihak terkait dalam hal ini asosiasi, pengurus PTS dan juga Pemerintah dalam melakukan penguatan-penguatan di lembaga pendidikan. Hal itu berperan untuk menciptakan lulusan yang berdaya saing.
"Supaya kita bisa bersaing, perlu adanya pendekatan ke pemerintah daerah untuk meningkatkan kompetensi PTS di wilayahnya, agar anak-anak daerah tak kalah dengan lulusan dari luar," jelasnya.
Di wilayah Jawa Barat, sebagai indikator dari APTISI Nasional juga belum sepenuhnya dikatakan siap untuk menghadapi MEA 2015. Sebab dari sekitar 381 PTS di Jabar, baru 10 persen PTS yang telah terakreditasi institusinya.
Oleh karenanya, Ketua APTISI Jawa Barat Budi Djatmiko mengungkapkan pihaknya bersama dengan pengurus PTS yang ada di Jawa Barat telah mengakomodir untuk melakukan persiapan jelang MEA.
"Kita akan meningkatkan kualitas akreditasi di Jabar, PTS-PTS besar sudah kita kumpulkan untuk meningkatkan kualitas akreditasinya baik institusinya atau prodinya, kita terus dorong seluruhnya," jelasnya.
Sebab menurut Budi akreditasi merupakan indikator pertama yang paling menentukan kualitas institusi pendidikan. Selain itu juga, lulusan dari perguruan tinggi yang terakreditasi juga lebih memiliki kesempatan untuk menduduki posisi-posisi strategis saat menapaki duniaa kerja.
"Agar mereka bisa bersaing, karena indikatornya yang dilihat akreditasinya, institusinya kayak apa kalau institusinya bagus, mereka (mahasiswa lua) juga ingin coba kuliah disini atau mereka diundang untuk keluar," jelasnya.