Selasa 21 Oct 2014 18:55 WIB

Politikus PDIP Kritik Kebiasaan Orang Indonesia Berobat ke Luar Negeri

Rep: Muhammad Akbar Wijaya/ Red: Mansyur Faqih
Pasien rumah sakit.
Foto: Republika/Aditya Pradana Putra/ca
Pasien rumah sakit.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota DPR Fraksi PDIP, Imam Suroso menyayangkan sikap warga Indonesia yang hobi berobat ke luar negeri. Padahal fasilitas pengobatan mau pun tenaga medis di luar negeri tidak selamanya lebih unggul. 

"Peralatannya lebih canggih kita. Sumber dayanya (tenaga medis) juga lebih hebat kita," kata Imam di Kompleks Parlemen Senayan, Selasa (21/10).

Imam menilai, tidak ada alasan yang substansial ketika masyarakat berobat ke luar negeri. Mereka yang berobat hanya mengedepankan gengsi sosial semata. "Dokter-dokter Singapura dan Malaysia dulu belajarnya dari kita," ujarnya.

Mantan anggota Komisi IX bidang kesehatan itu mengaku pernah punya pengalaman tidak mengenakan saat mengobati anaknya di salah satu rumah sakit di Singapura. Ada banyak hambatan dan kendala ketika orang Indonesia berobat ke luar negeri. 

Hambatan itu misalnya menyangkut masalah bahasa. "Saya sudah pernah membuktikan sendiri. Dokternya berbahasa Inggris sulit lakukan pendalaman," katanya.

Kendala bahasa, lanjut Imam, membuat banyak pasien asal Indonesia tidak memahami prosedur pengobatan yang mesti ditempuh. Alhasil banyak pasien asal Indonesia yang sudah mengeluarkan uang banyak namun tidak mendapat hasil kesembuhan yang optimal. 

"Pasien dari Indonesia banyak yang dibohongi. Di Singapura pelayanannya juga lambat," ujarnya.

Imam berharap pemerintah melakukan upaya strategis untuk menekan jumlah pasien ke luar negeri. Pemerintah harus bisa meyakinkan masyarakat kalau tenaga dan peralatan medis di Indonesia lebih baik dibandingkan di luar negeri. "Pemerintah harus meyakinkan masyarakat," katanya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement