REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pelaksana tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengaku enggan menempati rumah dinas gubernur di kawasan Menterng, Jakarta Pusat, setelah ia resmi dilantik sebagai gubernur definitif.
"Tetap di Pluit (rumah pribadinya), tidak pindah. Karena anak-anak saya lebih dekat berangkat ke sekolahnya kalau dari Pluit ketimbang dari Menteng," kata Ahok di Balai Kota, Jakarta Pusat, Selasa (21/10).
Ia melanjutkan, apabila telah dilantik menjadi Gubernur DKI, rumah dinas itu hanya akan dipergunakan untuk menerima tamu-tamu penting atau ketika ada kegiatan-kegiatan resmi yang berlangsung.
"Itu (rumah dinas) untuk tamu-tamu penting saja. Bahkan sebetulnya kalau Pak Jokowi mau tetap tinggal disitu juga tidak apa-apa, silahkan saja," ucapnya.
Ahok menambahkan meski rumah dinas itu letaknya berdekatan dengan Balai Kota DKI yang menjadi tempat kerjanya sehari-hari, dia mengaku tidak akan berubah pikiran.
Sebelum Jokowi, rumah dinas yang berlokasi di Taman Surapati, Menteng, Jakarta Pusat itu juga pernah ditempati oleh beberapa mantan Gubernur DKI Jakarta, antara lain Sutiyoso dan Fauzi Bowo.