Jumat 17 Oct 2014 15:00 WIB

Dirut AP II Bentuk Tim Khusus Awasi Proyek PKJL Bandara Soetta

Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten.
Foto: Republika/Agung Supriyanto/ca
Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rumor pelaksanaan proyek peningkatan kapasitas dan jaringan listrik (PJKL) yang ditengarai terjadi kecurangan membuat Dirut AP II turun tangan. Bahkan, ia membentuk tim khusus untuk mengawasi pelaksanaan dan melakukan evaluasi ulang proyek tersebut.

Proyek PKJL Bandara Soekarno-Hatta (Soetta) menjadi perhatian serius Angkasa Pura (AP) II setelah terindikasi terjadi manipulasi dan persekongkolan yang mengarah pada pemenangan salah satu perusahaan tertentu. 

Aktifis Geram BUMN, Afrasian Islami mengungkapkan, ada indikasi kecurangan dan persekongkolan oknum AP II dengan salah satu peserta lelang dalam menetapkan pemenang. Hal tersebut terlihat dengan adanya indikasi tim independen dan oknum panitia lelang yang bermain. 

Tim ahli independen yang direkrut AP II dalam setiap pelaksanaan proyek lelang pengadaan barang dan jasa mempunyai pengaruh yang besar. Karena tidak pernah diganti dalam setiap ada pelaksanaan lelang di lingkungan AP2. 

Artinya, tim ahli independen berpotensi besar menentukan siapa pemenang setiap proyek dengan dalih keahliannya.

"Bandara merupakan objek vital karena menyangkut keamanan dan keselamatan jiwa manusia. Dalam pelaksanaan proyek listrik bandara tentunya harus berjalan baik. Apabila melanggar aturan, maka akan berakibat fatal bagi keselamatan manusia," jelasnya di Jakarta.

Menurutnya, karena ini menyangkut kemanusiaan dan perhatian dunia internasional, sebaiknya bandara melakukan evaluasi ulang mengenai pelaksanaan proyek PKJL. Boleh saja proyek ini dilanjutkan. Tetapi dengan catatan harus ada up-grade semua instalasi kelistrikan.

Kepala Biro Hukum AP II, Jaya Tahoma Sirait mengungkapkan, setelah ramai menjadi perhatian publik, proyek PKJL menjadi perhatian serius. Bahkan dirut sengaja membentuk tim khusus untuk mengawasi pelaksanaan proyek PKJL. 

Apalagi nilainya sangat besar, yaitu hampir Rp 1 triliun. Karenanya, jika ditemukan indikasi ada persekongkolan dan tidak berjalan sesuai dengan aturan, dirut akan melakukan evaluasi dan membentuk tim independen.

Sementara itu, Head of Auction PT AP II, Agus Haryadi terlihat gamang dalam menentukan kebijakan. Dia mengungkapkan saat ini sampul dua telah dibuka. 

Tetapi belum menentukan siapa pemenang. Seharusnya penetapan pemenang sudah putuskan. Tetapi untuk sementara penetapan pemenang ditunda karena alasan evaluasi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement