REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Perkembangan usaha pengolahan kopi di Semarang dinilai bermanfaat meningkatkan jumlah wisatawan. Hal ini diungkapkan Kepala Bidang Pembinaan Industri Pariwisata Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang Giarsito Sapto Putratmo.
"Dari jumlah wisatawan tahun lalu sebanyak 2,7 juta untuk tahun ini target kami mencapai tiga juta wisatawan, kami optimistis target bisa terpenuhi seiring dengan perkembangan usaha dengan komoditas kopi di Semarang," katanya saat pembukaan "Coffee Explore" di Semarang, Kamis (16/10).
Pihaknya juga mengharapkan promosi yang salah satu bentuknya "Coffee Explore" di DP Mal pada 16-18 Oktober 2014 itu, juga untuk menarik wisatawan ke kota setempat. "Harapan kami kegiatan ini bisa rutin dilakukan agar semakin banyak penggemar kopi bisa hadir di Semarang," katanya.
Dampak baik lainnya dari kegiatan itu, yaitu para penggemar kopi dari luar kota bisa menikmati objek wisata di Semarang, sekaligus meningkatkan pembangunan sektor industri yang salah satunya ritel.
Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Bali I Dewa Made Buana Duwuran mengatakan "Coffee Explore" sebagai kegiatan yang positif untuk mengenalkan berbagai cita rasa kopi di Indonesia. "Cita rasa kopi yang ada di Indonesia ini sangat beragam. Bahkan di Bali juga ada dua jenis kopi yang saat ini sedang populer, yaitu kopi Arabika dan Kintamani," katanya.
Untuk kopi jenis Kintamani, saat ini dikembangkan di sejumlah pegunungan di tiga kabupaten di Provinsi Bali. "Kami sengaja membatasi jumlah lahan, yaitu hanya 14 ribu hektare, tujuannya adalah agar kopi yang dihasilkan memiliki rasa sama," katanya.
Pihaknya juga berharap keragaman cita rasa kopi yang dihasilkan oleh petani Indonesia tersebut, terdengar hingga mancanegara sehingga semakin banyak penggemar kopi dari luar negeri datang ke Indonesia.