REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Materi gaya pacaran sehat yang terdapat di buku Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (Penjaskes) untuk kelas XI kurikulum 2013, menjadi polemik yang ramai dibicarakan di masyarakat.
Ketua PGRI, Sulistiyo menilai sebenarnya pacaran diatur dalam buku kurikulum 2013 jauh lebih baik dari pada dibiarkan liar tanpa aturan. Sebab saat ini banyak anak-anak sekolah yang kebablasan dalam berpacaran, sehingga banyak kasus hamil di luar nikah.
"Aturan pacaran sehat jauh lebih baik kalau dibandingkan liar sama sekali tidak ada rambu-rambu yang mengatur pacaran anak sekolah. Dengan adanya rambu-rambu tersebut anak-anak bisa bersikap lebih baik dalam pacaran, artinya tidak keblabasan dalam berhubungan dan berkomunikasi dengan lawan jenis tak terkendali," katanya.
Namun, Sulistiyo mengatakan dalam menyampaikan pendidikan seks itu harus berhati-hati. Tidak semua daerah bisa menerima pendidikan seks dengan baik. Maka kalau buku itu berlaku nasional Aceh bisa keberatan dengan isi rambu-rambu pacaran tersebut.
Dinas Pendidikan Aceh meminta agar buku itu tidak beredar di lapangan karena tidak sesuai aturan daerah tersebut. Terkait gambar di buku tersebut ada anak laki-laki berpeci yang berbincang dengan anak perempuan berjilbab sehingga menimbulkan pemikiran pacaran Islami, Sulistiyo mengatakan, anak-anak SMA itu jarang yang memakai peci, paling hanya berapa persen.
"Seharusnya ini tidak perlu dikaitkan dengan agama tertentu, ini hanya rambu-rambu agar anak-anak tidak pacaran kebablasan dan melanggar etika sosial,"katanya.