Selasa 14 Oct 2014 10:06 WIB

Interpol Diajak Buru Tenaga Medis Abal-Abal Klinik Metropole

Rep: Antara/ Red: Indah Wulandari
Bukti Pemeriksaan Metropole
Foto: kaskus
Bukti Pemeriksaan Metropole

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Kepolisian Resor Metro Jakarta Barat hingga sekarang belum berhasil menangkap tiga orang tenaga medis berkebangsaan Tiongkok yang bekerja di Klinik Metropole.

"Kami masih memburunya danakan bekerja sama dengan pihak Interpol untuk menangkap tersangka,"  kata Kepala Subbagian Humas Polres Metro Jakarta Barat Komisaris Polisi Herru Julianto, Selasa (14/10).

Dia mengemukakan tenaga medis asing itu adalah Song, Sin, dan Li. Polisi belum dapat memastikan apakah tersangka masih berada di Indonesia atau tidak.

Herru juga tidak mengetahui apakah Satreskrim Polres Jakarta Barat sudah berkoordinasi dengan pihak imigrasi untuk mencegah ketiga tersangka kabur ke luar negeri.

Menurut dia, tersangka kabur saat Klinik Metropole ditutup Suku Dinas Kesehatan Jakarta Barat. Sementara polisi mulai melakukan penyelidikan setelah klinik itu tutup.

"Berdasarkan keterangan saksi ahli dari Ikatan Dokter Indonesia, tenaga medis asing dilarang bekerja di rumah sakit atau klinik," katanya.

Selama pemburuan terhadap ketiga tersangka itu, proses penyidikan terus berkembang. Polisi menetapkan tiga tersangka yaitu LRD (67) sebagai pemilik, ERM (40) sebagai direktur dan dokter, serta JP (52) yang bertugas mengurus administrasi di klinik tersebut.

"Para (pasien) korban mulai melaporkan kejahatan yang terjadi di klinik itu," ujarnya.

Berdasarkan hasil penyidikan, kata dia, sedikitnya terdapat empat jenis aktivitas di klinik yang diduga melanggar ketentuan kesehatan yaitu apotek tidak memiliki izin, mempekerjakan tenaga medis asing, mempekerjakan dokter tanpa izin praktik dan izin klinik pratama yang disalahgunakan.

"Klinik itu mendapat izin dari Dinas Kesehatan Jakarta sebagai klinik pratama, tetapi pada praktiknya, pihak pengelola klinik memasang papan nama Metropole Hospital. Ini sebagai upaya menarik perhatian masyarakat yang membutuhkan pengobatan," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement