REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menegaskan pemberantasan korupsi merupakan hal penting yang harus dilakukan, untuk mendukung kemajuan demokrasi.
"Ini adalah setan yang bisa membuat demokrasi lumpuh. Itu (korupsi) meningkatkan biaya dalam bisnis dan mendorong distorsi ekonomi, juga menghancurkan institusi politik, dan bisa menggerus kepercayaan diri pemerintah dan pejabat publik," kata Presiden saat membuka Bali Democracy Forum VII di Nusa Dua Bali, Jumat (10/10).
SBY mengatakan tidak ada cara yang mujarab untuk memberantas korupsi dengan mudah, sehingga dengan demikian pemberantasan korupsi harus terus dilakukan dan melibatkan semua pihak.
"Itulah mengapa kampanye agresif anti korupsi merupakan salah satu prioritas penting dalam 10 tahun masa kepemimpinan saya. Tidak ada partai politik di Indonesia, termasuk partai saya sendiri, yang kebal (hukum)," jelasnya.
Ia menjelaskan upaya pemberantasan korupsi dan tidak tebang pilih bukan perkara yang mudah. Tak hanya ada pihak yang skeptis namun juga ada pihak yang sinis. Namun demikian pemberantasan korupsi harus terus dilakukan.
Dalam beberapa tahun ini Indonesia, kata Presiden Yudhoyono melakukan berbagai upaya pemberantasan korupsi termasuk dengan membentuk Komisi Pemberantasan Korupsi sejak 2002.
"KPK berhasil membuka sejumlah kasus korupsi tingkat tinggi dan berdasarkan survei, KPK menjadi salah satu lembaga yang paling dipercaya di Indonesia. Saya selalu berdiri bersama mereka, ketika KPK mendapat serangan, kami selalu ikut mempertahankan mereka (KPK)," katanya.
Kepala Negara memandang pemberantasan korupsi mendukung upaya untuk mewujudkan demokrasi yang maju dan matang sehingga bermanfaat untuk masyarakat luas.