REPUBLIKA.CO.ID, NUSA DUA -- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan akan menyampaikan kepada penggantinya, Presiden terpilih Joko Widodo, untuk melanjutkan Forum Demokrasi Bali.
Pernyataan yang disampaikan Presiden Yudhoyono dalam keterangan pers seusai membuka BDF VII di Nusa Dua, Bali, Jumat (10/10), itu menjawab sejumlah keraguan tentang kelangsungan acara yang telah diselenggarakan sejak 2008 itu.
"Saya nanti akan menyampaikan pada Bapak Joko Widodo, tradisi yang penting ini bisa dilanjutkan," katanya. Ia juga menggarisbawahi Forum Media Bali yang diselenggarakan dalam rangkaian BDF sebagai suatu ajang tukar pikiran yang bermanfaat bagi media.
Presiden menyampaikan bagaimana dialog media di masa lampau telah berhasil menjembatani media dalam solusi krisis kartun Nabi Muhammad.
Sebelumnya Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa mengatakan keputusan kelanjutan BDF merupakan kewenangan dari pemerintahan baru yang dipimpin Joko Widodo-Jusuf Kalla. Namun, ia meyakini forum tersebut semakin banyak diminati oleh berbagai negara, tidak hanya negara di kawasan Asia-Pasifik, tetapi juga di kawasan lainnya.
"Kita tidak bisa melihat sesuatu seperti di bola kristal karena apa yang akan terjadi besok saja kita tidak tahu. Tetapi kenyataannya BDF ini sudah menjadi bagian dari tatanan demokrasi dalam kawasan. Banyak negara yang juga merasakan manfaatnya," ujar dia.
Oleh karena itu, Menlu berharap pemerintahan yang akan datang dapat memilah-milah hal yang baik dan memperbaiki hal yang kurang baik dalam forum demokrasi tahunan tersebut, bila memang akan dilanjutkan.
Acara tahunan yang telah digelar sejak 2008 itu kali ini dipimpin bersama oleh Presiden Yudhoyono dan Presiden Filipina Benigno Simeon Aquino III. Dua kepala pemerintahan yang secara rutin menghadiri acara tersebut, yaitu Sultan Brunei Darussalam Sultan Hassanal Bolkiah dan PM Timor Leste Kay Rala Xanana Gusmao juga hadir dalam BDF terakhir yang dibuka oleh Presiden Yudhoyono --yang akan mengakhiri masa jabatannya pada 20 Oktober.