Selasa 07 Oct 2014 19:01 WIB

Kualitas Udara Banjarbaru Kalsel tidak Sehat

Kabut asap menyelimuti Pekanbaru.
Foto: Rony Muharman/Antara
Kabut asap menyelimuti Pekanbaru.

REPUBLIKA.CO.ID, BANJARBARU -- Kualitas udara di Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan yang dipenuhi kabut asap termasuk kategori tidak sehat karena melebihi Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU).

Kepala Dinas Kesehatan Banjarbaru, Agus Widjaja di Banjarbaru, Selasa (7/10), mengatakan, pihaknya menerima hasil pemantauan kualitas udara dari Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan.

"Hasil pemantauan BTKL Banjarbaru kualitas udara melampaui standar ISPU yakni 120 sehingga masuk kategori tidak sehat dan harus dihindari agar tidak terhirup langsung," ujarnya.

Dia menyebutkan, sesuai standar ISPU, kualitas udara 0-50 dinyatakan sehat, 50-100 sedang, 100-150 kurang sehat kemudian 150-200 sangat tidak sehat dan lebih dari 200 berbahaya.

Ia mengatakan, pemantauan kualitas udara dilakukan BTKL pada 16-19 September 2014 menggunakan alat HVS (High Volume Sample) tipe 600 ukuran 10 mikron.

"Alat pemeriksa kualitas udara itu ditempatkan di Kantor UKPKK di Kelurahan Syamsudin Noor dan hasil pengukuran menunjukkan angkanya melebihi standar," ungkapnya.

Menurut dia, pihaknya bersama petugas BTKL, Rabu (8/10) melakukan pemantauan kualitas udara tahap dua namun titik pemantauan masih belum ditentukan tempatnya.

"Kami mendampingi petugas BTKL yang turun lapangan melaksanakan pemantauan kualitas udara sehingga bisa diketahui apakah kualitas udara lebih sehat atau makin parah," ujarnya.

Dia mengatakan, kabut asap akibat pembakaran hutan dan lahan yang sudah berlangsung sejak satu bulan lalu memang cukup pekat dan setiap pagi menyelimuti seluruh Banjarbaru.

"Sejak sebulan terakhir Banjarbaru diselimuti kabut asap dan kabut yang muncul Kamis (7/10) pagi merupakan yang terparah kepekatan dibanding hari sebelumnya," ujarnya.

Dia menambahkan, kepekatan kabut asap hingga membuat kualitas udara tidak sehat harus dihindari agar tidak terhirup langsung karena berbahaya dan bisa mengganggu pernafasan.

"Gunakan masker atau kain yang dibasahi sehingga saluran pernafasan aman dan tidak terhirup langsung kabut asap terutama bayi, anak-anak dan penderita asma," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement