REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat militer Muhadjir Effendy menganalisis, tantangan yang akan dihadapi TNI untuk ke depannya yaitu berasal dari internal. Dia menjelaskan, berdasarkan analisis dari International Institute For Strategic Studies (IISS) untuk jangka panjang TNI tidak akan menghadapi ancaman dari luar (external threat).
Jadi, sangat kecil kemungkinan TNI akan terlibat perang terbuka dengan negara lain. "Tetapi untuk internalnya kita akan menghadapi kelompok-kelompok bersenjata, paham radikal, terorisme, dan merebaknya berbagai macam penyelundupan khususnya obat terlarang," ujar Muhadjir saat dihubungi Republika, Selasa (7/10).
Menurut Muhadjir, masalah internal tersebut harus segera diantisipasi oleh TNI sedini mungkin. Dia menyatakan, jika berdasarkan tugas pokok TNI terdapat dua tugas, yaitu operasi militer perang (military operation war) dan selain perang (military operation other than war).
Jika dalam jangka panjang TNI tidak melakukan tempur, saran dia, sebaiknya prajurit lebih berorientasi pada pembangunan, khususnya mengupayakan pembelanjaaan alat utama sistem persenjataan (alutsista) yang fleksibel yang dapat dialihkan fungsinya dari fungsi tempur menjadi fungsi nontempur.
Rektor Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) itu menambahkan, alutsista tersebut dapat berguna dalam kegiatan nonperang, seperti operasi kemanusiaan, bencana alam, dan pelayanan sosial.