Selasa 07 Oct 2014 07:25 WIB

Ketua KPK Jangan Jadi Pengamat Politik

Ketua FPG, Setya Novanto (kiri) dan Agus Gumiwang (tengah).
Foto: Tahta Aidilla/Republika
Ketua FPG, Setya Novanto (kiri) dan Agus Gumiwang (tengah).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Garda Muda Nasional (GMN) mengimbau ketua KPK, Abraham Samad, untuk tidak menjadi pengamat politik. Manuvernya mengomentari sejumlah situsi politik dikhawatirkan menyeret lembaga anti rasuah itu kedalam urusan politik yang sejatinya bukan urusan KPK.

“Kalau mengomentari politik sudah pasti melenceng dari relnya,” imbuh Ketum Garda Muda Nasional, Kuntum Khairu Basa, kepada Republika, Selasa (7/10).

Seharusnya KPK berbicara seputar kasus korupsi saja. Hal itu memang menjadi bagiannya. Berbicara tentang persoalan politik, seperti persoalan ketua DPR menurutnya tidaklah tepat, karena itu bukan bagian KPK untuk membicarakan hal tersebut.

GMN meminta agar KPK fokus melaksanakan tugas serta fungsinya untuk memberantas tindak pidana korupsi.  “Dibawah kepemimpinan Abraham Samad, KPK sudah melenceng dari fungsi dan tugasnya. Mereka sudah beralih Fungsi menjadi pengamat Politik dan cenderung seperti politisi,” imbuh Kuntum.

Sebelumnya, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Edhy Prabowo, juga menyayangkan pernyataan Abraham Samad yang mengomentari terpilihnya Setya Novanto sebagai Ketua DPR periode 2014-2019. Komentar itu dinilai politis.

Edhy menuturkan, sebagai pimpinan KPK, Abraham tak sepantasnya ikut mengomentari persoalan politik. Kalaupun ada masalah hukum terkait Setya, Edhy menyarankan Abraham menanggapinya dengan langkah-langkah hukum.

"Kalau kita bicara hukum, bawalah ke (ranah) hukum. Masalah politik sudah selesai. Janganlah urusan hukum dicampuri dengan urusan politik," kata Edhy.

Abraham Samad menyayangkan terpilihnya Setya Novanto sebagai Ketua DPR. Abraham menyebut Bendahara Umum DPP Partai Golkar  itu berpotensi punya masalah hukum. Terlebih lagi, Setya sudah beberapa kali diperiksa KPK sebagai saksi dalam sejumlah kasus dugaan korupsi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement