REPUBLIKA.CO.ID, BRISBANE -- Tersangka pelaku mutilasi warga negara Indonesia (WNI) di Brisbane, Australia, Marcus Peter Volke (28 tahun), ternyata pernah aktif mengkritik aksi kekerasan terhadap wanita.Volke diketahui berprofesi sebagai chef (juru masak).
Pria itu diduga kuat sebagai pelaku yang memutilasi Mayang Prasetyo (27), waria asal Indonesia, yang juga kekasihnya. Tak hanya membunuh dan memotong-motong korbannya, Volke juga merebus beberapa bagian tubuh Mayang di dapur apartemennya yang berada di kawasan Teneriffe, Brisbane, Queensland.
The Australian melansir, polisi di Brisbane berusaha menangkap Volke di kompleks apartemen tempat tinggalnya tak lama setelah aksi pembunuhan berlangsung, Sabtu (4/10) pekan lalu. Namun sayang, pria itu langsung lari dari kejaran polisi dan akhirnya memilih menggorok lehernya sendiri daripada menyerahkan diri kepada aparat.
Kementerian Luar Negeri Indonesia dalam sebuah pernyataan menyebutkan, Mayang bertemu Volke ketika mereka sama-sama bekerja sebagai koki di sebuah kapal pesiar. Pada laman Facebook miliknya, Volke mengaku telah bertunangan dengan Mayang pada Agustus tahun lalu.
Lewat laman media sosial itu pula, sang koki sempat mengungkapkan kritik pedasnya atas kekerasan terhadap perempuan. Volke juga secara aktif terlibat dalam forum internet membahas kekejaman terhadap hewan dan bahaya makanan rekayasa genetika.
Ibu Volke, Dorothy, mengaku sempat berbicara dengan anaknya sepekan yang lalu. “Ketika itu dia (Volke) tampak senang dan biasa-biasa saja. Dia juga bilang akan pulang pada Natal nanti. Segala sesuatunya normal-normal saja saat kami berbicara,” kata Dorothy kepada The Courier-Mail.