Selasa 30 Sep 2014 14:52 WIB

Bagaimana Kelanjutan Kenaikan Harga BBM? Ini Kata Jokowi

Rep: Halimatus Sa'diyah/ Red: Mansyur Faqih
  Presiden dan wakil presiden terpilih Joko Widodo dan Jusuf Kalla menggelar konferensi pers di Rumah Transisi, Jakarta, Senin (15/9). (Republika/ Wihdan)
Presiden dan wakil presiden terpilih Joko Widodo dan Jusuf Kalla menggelar konferensi pers di Rumah Transisi, Jakarta, Senin (15/9). (Republika/ Wihdan)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi) tak membantah atau mengiyakan mengenai rencana kenaikan harga BBM bersubsidi sebesar tiga ribu rupiah yang kabarnya akan dimulai November mendatang. 

Menurut Jokowi, semua opsi kenaikan harga BBM subsidi hingga kini masih dalam proses kalkulasi. 

"Siapa bilang? Baru dalam proses hitung-hitungan. Berapa kenaikannya belum, kapannya juga belum," ujar gubernur DKI Jakarta tersebut di Balai Kota, Selasa (30/9).

Menurut Jokowi, ada beberapa opsi kenaikan harga BBM. Mulai dari kenaikan Rp 500 sampai Rp 3.000 per liter. Jokowi mengatakan, baru akan bicara mengenai rencana kenaikan harga BBM setelah resmi dilantik sebagai presiden 20 Oktober mendatang.

Wacana kenaikan harga BBM bersubsidi sebesar Rp 3.000 per liter mulai November mendatang pertama kali dilontarkan oleh dewan penasehat tim transisi Luhut Pandjaitan. Menurut Luhut, sebagai kompensasi kenaikan harga BBM bersubsidi, pemerintah akan memberikan bantuan langsung tunai (BLT) pada rakyat miskin. 

"Bentuknya sedang diatur. Yang dapat 27 juta orang. Bentuknya sedang disusun oleh tim," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement