Kamis 25 Sep 2014 17:31 WIB

Ini Penyebab Kekeringan di Jawa, Bali, Sulawesi, dan Nusa Tenggara

Rep: C91/ Red: Djibril Muhammad
Seorang bocah bermain bola di area tambak yang dilanda kekeringan di Galesong Utara, Takalar, Sulsel, Kamis (8/9). (ANTARA/Yusran Uccang)
Seorang bocah bermain bola di area tambak yang dilanda kekeringan di Galesong Utara, Takalar, Sulsel, Kamis (8/9). (ANTARA/Yusran Uccang)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Secara alamiah ketersediaan air di seluruh Indonesia, selama satu tahun, mencapai 1.957 milyar m3. Hanya saja distribusinya tak merata, karena aspek tempat dan waktu.

Kepala Bidang Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebutkan, lebih dari 83 persen dari aliran air sungai, terkonsentrasi di Kalimantan, Papua, dan Sumatera. Kemudian hanya 17 persen yang mengalir ke Jawa, Sulawesi, serta Nusa Tenggara.

"Dari total aliran air sebesar 1957 milyar m3/th, sekitar 80 persen tersedia pada musim hujan yang berdurasi sekitar lima bulan," katanya kepada Republika, Kamis, (25/9). Ia menambahkan, sisanya 20 persen, tersedia pada musim kemarau dengan durasi sekitar tujuh bulan.

Padahal, menurut dia, lebih dari 59 persen kebutuhan air untuk minum, rumah tangga, perkotaan, industri, pertanian, dan lainnya terkonsentrasi di Jawa dan Bali. Sedangkan untuk Pulau Sumatera, Sulawesi, Kalimantan, Maluku, dan Papua, kebutuhan airnya 41 persen.

Dilihat secara nasional, total kebutuhan air saat ini, dan pada 2020 mendatang, bisa dipenuhi oleh air yang ada dalam setahun. Sayangnya, bila ditinjau per pulau, maka terjadi kekurangan air, terutama untuk pulau berpenduduk padat, dan ketersediaan air terbatas.

Berdasarkan potret neraca air di Indonesia yang dikeluarkan Kantor MENLH, ketersediaan air di Pulau Jawa sebanyak 30.569,2 juta M3 per tahun, namun kebutuhannya pada 2015 mencapai 164.672 juta m3, sehingga terjadi defisit hingga 134.102,8 juta m3. Kemudian di Sulawesi, ketersediaan air 34.787,6 juta m3 per tahun, lalu kebutuhannya pada 2015 77.305,3 juta m3, maka defisit 42.517,7 juta m3.

Di Bali, ketersediaan air 1.067,3 juta m3, pada 2015 kebutuhannya 28.719 juta m3, kurangnya 27.615,7 juta m3. Selanjutnya di Nusa Tenggara Timur (NTT), air yang tersedia sebanyak 4.251,2 juta m3 per tahun, kebutuhannya 8.797,1 juta m3, sehingga defisit 4.545,9 juta m3.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement